|Dokter Javas
💊💊💊💊
Janardana mengantarkan Gistara seusai kencan direstoran selesai, kini keduanya sedang didalam mobil didepan rumah Gistara, saling diam hingga keheningan mengusai keadaan, sesekali Janardana menoleh kikuk ke residen saraf itu.
Lalu, tiba-tiba saja Gistara terkekeh sendiri. “Kenapa Gis?”
“Gapapa, lucu aja rasanya, jadi canggung gini sama lo.”
“Iya sih, nggak kaya biasanya. Aneh ya?” tanya Janardana diiringi tangan menggaruk tengkuk tanpa alasan.
“Gue masih nggak percaya dengan apa yang terjadi diantara kita, maksud gue tuh, kaya dejavu, lo ngerasa nggak sih Nar, kalau kita jadi kaya ABG gini?”
“Iya sih, emang kalau orang lagi jatuh cinta suka gini tingkahnya, ya masalahnya kan lo menghabiskan waktu untuk cinta sepihak, jadinya ya--” Janardana tak melanjutkan ucapannya setelah Gistara menatapnya tajam dengan wajah cemberut. “Kenapa Gis?”
“Bisa nggak sih, nggak usah bahas cinta sepihak, jadi kepikiran sakitnya.”
“Makanya, mending sama gue kan? Cinta lo terbalaskan.”
Gistara hanya tertawa tanpa membalas ucapan Janardana, karena semakin dibalas, lelaki itu akan semakin menggila, tetapi Gistara juga sudah terbiasa, toh memang watak Janardana begitu.
Ketika Gistara berdaham untuk meredakan tawanya, keheningan pun muncul, keduanya hanya menempatkan pandanganya kedepan dan suasana menjadi begitu dingin.
“Makasih ya Gis.”
“Makasih juga Nar, berkat lo, gue jadi sadar kalau diri gue itu juga penting, selama ini gue selalu memikirkan orang lain, ternyata bahagia itu sederhana.”
“Berkat lo juga, gue jadi paham alur kehidupan gue, selama ini gue selalu dibayang-bayangi kesalahan atas Namita dan Dera, dan gue mau menyelesaikannya.”
“Menyelesaikan?” tanya Gistara yang sudah menatap Janardana yang lambat menoleh kearahnya.
“Gue mau minta maaf sama Dera, gue mau memperbaiki semuanya walaupun itu nggak bisa menjadi kembali seperti semula.”
Gistara pun mengembangkan senyum dengan teduh membuat Janardana mengikutinya. “Kadang kala, memperbaiki sebuah masalah itu harus mengesampingkan keegoisan, dengan begitu lo bisa hidup lebih tenang.”
“Iya. Gis gue boleh meluk lo?” pinta Janardana, tanpa membalas, Gistara langsung menarik tangan Janardana kerengkuhannya.
Lelaki itu menyandarkan kepalanya dibahu Gistara, dan pula ketika punggungnya di tepuk pelan-pelan Gistara, Janardana merasa sangat nyaman dan tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
RESIDEN ✔
FanfictionGistara Lembayung Wedanta, residen spesialis saraf tahun ketiga, mengalami cinta bertepuk sebelah tangan selama 7 tahun, hingga bertemu sosok yang menyuruhnya berhenti mencintai orang yang mengabaikannya selama 7 tahun. Seluk beluk dunia medis dan j...