06💉 Seluk Beluk Rasa

1.9K 349 30
                                    

|Dokter Yasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

|Dokter Yasa
































💊💊💊💊







































Gistara, Janu, Tarendra, Yasa dan Tirta memiliki cerita bagaimana kelimanya bisa berkawan hampir sembilan tahun.

Lima orang itu berada di kelompok fakulter jurusan kedokteran di UGASA dan masuk dikelas yang sama. Serta tugas awal disatukan dalam kelompok yang sama.

Begitulah kelimanya menjadi kawan sejawat selama mengenyam pendidikan ditanah universitas, kemudian berlanjut hingga koas dan keresidenan. Meskipun dipisahkan dalam cabang spesialis. Namun kelimanya memutuskan bertugas ditempat yang sama hingga sulit untuk berpisah dan memulai pekerjaan ditempat yang berbeda.

Diantara empat teman lelakinya, Gistara paling dekat dengan Yasa dan Janu, sering beradu pendapat dengan Tirta dan memiliki hubungan rentan dengan Tarendra yang dulunya, sering membuat Geya –kekasih Tarendra—cemburu buta sebelum tahu seluk-beluk sosok Gistara.

Jika ditanya siapa diantara empat lelaki itu yang memiliki persentasi paling tinggi untuk membuat seorang Gistara jatuh cinta, jawabannya adalah Yasa, bukan tanpa alasan, Yasa memiliki porsi lebih banyak untuk direpotkan daripada yang lainnya. Namun Janu lah yang paling mengerti perasaan Gistara terhadap pria yang lama dicintainya.

Sejujurnya, kalau ada kesempatan Janu ingin mencoba memutus tali pertemanan dan masuk ke dalam dunia Gistara paling dalam. Akan tetapi Janu memilih zona terbaiknya, karena Gistara hanya pantas menjadi ‘temannya’.

Kini Janu menemani Gistara yang tampak tertidur di kursi panjang lorong area ICU menunggu salah satu pasien kecelakaan yang kritis, dengan tatapan lekat Janu menelisir setiap inci wajah cantik kawannya ini yang pulas.

Janu tak mengelak bahwa Gistara memiliki pesona saat terlelap seperti ini, garis wajah yang tegas dan hidung yang ayu, Janu akui, Gistara berada diatas rata-rata visualnya.

Janu menyandarkan punggungnya pada dinding, sembari terus menatap Gistara yang tertidur.

“Lo tahu nggak Gis, saat lo nangis gara-gara Dera lo nyariin gue, dan ngadu kaya anak kecil yang permennya diambil teman lo. Untuk sesaat gue marah sama Dera karena membuat lo tersiksa dengan perasaan yang nggak ada gunanya. Harusnya lo mencari orang yang menghargai keberadaan lo, entah gue, atau Yasa atau Tirta sekalipun, diantara itu ada yang benar-benar tulus sama lo. Diantara berlima, lo sendiri yang perempuan, dan lo sendiri yang bikin gue sama yang lainnya khawatir,” tutur Janu menatap air wajah Gistara yang tenang. Janu tahu kalau Gistara pulas diatas kelelahan, dia tidak akan sadar apapun, sekalipun itu suara alam.

Tak jauh dari Janu dan Gistara, sosok yang dibicarakan, Dera berdiri terpaku sembari memegang lembar laporan pasien dari ruangan sebelah ICU.

Dera tentu mendengar apa yang semua Janu utarakan pada sosok yang tertidur itu.

RESIDEN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang