|Dokter Hashi
💊💊💊💊
Baru jam sembilan pagi, yang tadinya suasana rumah sakit tampak tenang mendadak ricuh ketika sebuah ambulan datang membawa pasien kecelakaan tunggal.
Javas yang kebetulan sedang siaga di IGD pun menjadi dokter pertama yang memeriksa pasien.
“Kondisi vital pasien 60/85, detak jantung tidak stabil, mengalami patah tulang bagian rusuk atas, luka bagian kaki yang robek cukup parah dan mengalami cedera bagian kepala,” jelas petugas kesehatan yang lantas memberikan lembar laporan kepada Javas, kemudian ia menyalakan senter untuk memeriksa mata pasien yang pingsan tersebut.
Sosok gadis yang dirasa berusia tidak jauh dari Javas, dengan rambut hitam sebahu serta beberapa luka lebam samar-samar diarea pelipis dan bibir, serta luka baru diarea kening dan dagu.
“Tidak ada respon, pasien mengalami syok hipovolemik, cepat lakukan CT Scan!!” teriak Javas sembari mendorong pasien, Javas juga mengangkat kaki pasien sekitar 30 cm.
[Syok Hipovolemik ; adalah kondisi gawat darurat yang disebabkan hilangnya darah dan cairan tubuh dalam jumlah besar, sehingga jantung tidak dapat memompa cukup darah ke seluruh tubuh.]
Lalu, Jihan dan Janu yang baru saja turun ke IGD langsung sigap menangani pasien yang dibawa Javas.
💊
“Bagaimana lo bisa tahu pasien mengalami syok hipovolomik?” tanya Janu yang menghampiri Javas setelah selesai mengecek pasien yang kini sedang di rawat di bangsal.
Javas yang sedang berdiri di meja adminitrasi sembari membaca lembar laporan pasien pun menatap Janu dengan pias.
“Pertama tekanan darahnya turun drastis, denyut nadi cepat namun terasa lemah, dan mengalami pendarahan tingkat satu, akibat kecelakaan luka bagian kaki, dan pendarahan dalam kepala menyebabkan hilangnya darah sekitar 16 persen, kakinya robek dan tulang putihnya terlihat,” jelas Javas mendetail, acap membuat Janu terkekeh, ia ingat seseorang saat awal-awal residen yang begitu tangkas dalam mendiskripsikan diagnosa pasien, bahkan sebelum melakukan pengecekan pun, orang itu seperti Javas, menebak diagnosa dan benar.
Kini, ketangkasan orang itu berubah menjadi sinting yang membuat Janu pening, ya kira-kira Javas adalah gambaran seorang Gistara dulu.
“Lo tahu nggak, lo tuh kaya Gistara, gue dulu inget banget waktu awal residen dia nyebut pasien dengan diagnosa Hipoksemia, mirip kaya lo, tapi berakhir jadi sinting,” kata Janu masih mode terkekeh, lalu sigap berdaham saat Javas justru menatapnya serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
RESIDEN ✔
FanfictionGistara Lembayung Wedanta, residen spesialis saraf tahun ketiga, mengalami cinta bertepuk sebelah tangan selama 7 tahun, hingga bertemu sosok yang menyuruhnya berhenti mencintai orang yang mengabaikannya selama 7 tahun. Seluk beluk dunia medis dan j...