Prasasti berdiri ditengah-tengah rumput ilalang yang menjulang tinggi. Linggar berdiri di lereng gunung, Alira berdiri di sebuah bukit yang tinggi ditemani deburan ombak. Sedangkan Sastra berdiri di sebuah atap gedung. Mereka berempat berada ditempat yang berbeda-beda namun keempatnya sama-sama menatap matahari terbit. Mereka begitu khusuk melihat matahari sedikit demi sedikit menampakkan wajahnya. Sekawan sekar batharine mandhala Jumeneng ing agrane janaloka Kapapate nyangga nyawa Kawitane pejah, sakmenika gesang Kagem mbinasakna angkara murka Kata-kata itu tiba-tiba menggema ditelinga mereka masing-masing, dan suara itu makin lama makin memekakkan telinga. Mereka berempat menutup kedua telinga masing-masing, tapi suara itu makin mengeras. Langit seperti bergemuruh dan bumi nampak berguncang. Suara-suara itu makin menggelegar di telinga hingga membuat mereka berempat kesakitan. Ditulis pada tahun 2008. Cerita pure fantasi tentang lompat dimensi. Silahkan vote dan comment