Nela rasa sejak Mama nya mengetahui sahabat gadis itu bahagia dengan suami dan anak kembar, membuat Mama ingin Nela segera menikah. Sehingga dengan terpaksa Nela menerima kesepakatan yang diajukan oleh Kiki untuk menghindari dirinya dari segala hal yang menyangkut tentang perjodohan yang mungkin akan terus dilakukan oleh Mama. Namun seiring dengan berjalannya waktu, Kiki semakin lama terlihat semakin berbeda. Seakan bukan laki-laki yang bertemu dengannya pertama kali dirumah sakit ataupun laki-laki acuh yang mengajukan kesepakatan malam itu. Sehingga Nela takut akan jatuh kedalam pesona laki-laki itu. Hingga pada akhirnya satu kalimat sakral itu meluncur dari mulut Nela. "Ayo kita menikah, Bang." Kedua sudut bibir Kiki terangkat. "Dengan satu syarat!"