"Gue mohon, jangan pergi dulu." ucap zeyu sambil menghapus air matanya. Ini pertama kalinya dia menangis karena seorang wanita, kecuali ibunya. Gadis itu benar-benar akan menghilang. Zeyu merasakan hatinya sakit kali ini. Kenapa hatinya sadar saat waktu dengannya akan habis? Zeyu memarkirkan mobilnya di sembarang tempat, dan membiarkan mobil itu tidak terkunci. Dia langsung berlari menelusuri trotoar jalanan yang sepi. Tangisnya tak kunjung berhenti, dirinya benar-benar hancur saat ini. "Gue mohon, Za..." Langkahnya berhenti saat melihat lieza yang tersenyum manis di sebrang sana. Tangan gadis itu melambai- lambai ke arahnya. Zeyu tersenyum dengan air mata yang terus jatuh. "Tunggu gue, gue yang ke sana." ujar zeyu yang siap untuk menyeberang jalan. "Jangan!" Zeyu menghentikan langkahnya. "Lo diem disitu, gue di sini." ujar lieza. "Kenapa?" tanya zeyu. "Lo dengerin gue." Zeyu mengangguk. "Denger baik- baik!" seru lieza yang tersenyum manis. Zeyu kembali mengangguk. "I love you." teriak lieza "Gak kedengeran!" Zeyu ikut berteriak. "Sekali lagi!" ucapnya dengan nada jahil. Llieza berdesis tapi tetap dengan senyumannya yang manis. "Good bye." ujar lieza sangat pelan, sehingga zeyu tidak bisa mendengarnya. "Apa! Gak kedengeran!" kali ini zeyu benar-benar tidak mendengarnya. Mata lieza mulai berkaca-kaca, tangisnya yang dia tahan tadi akan runtuh saat ini. "Lo nangis?" tanya zeyu yang kembali akan melangkah. •~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~• Nyokk baca...