BRT-12

3.6K 154 2
                                    

Setelah mendapat persetujuan dari Anne untuk kembali ke Jakarta bersama, Rey langsung gerak cepat. Dia takut jika Anne berubah pikiran jika dirinya terlalu lama dikota ini. Rey telah menyiapkan jet pribadi untuk membawa mereka, sebelum itu dia juga membawa Anne ke Dokter untuk berkonsultasi dan disinilah mereka berada.

Anne menggenggam tangan Rey dengan erat, dia takut jika Bunda dan Ayah tidak menerima bayi yang ada dikandungnya.

"Takut." ucap Anne lirih.

"Ada aku, enggak usah takut." ucap Rey menenangkan lalu menuntun Anne untuk masuk kedalam rumah.

Semua barang Anne telah dibawa oleh orang kepercayaan Rey untuk dibawa kerumah yang telah Rey siapkan jika dirinya dan Anne menikah nanti.

Tokk... Tokk..

Rey mengetuk pintu utama keluarga Abraham dengan pasti, sedangkan Anne yang berada di sampingnya meremas baju yang dia gunakan. Pintu terbuka menampilkan bibi yang menampilkan ekspresi terkejut menatap Anne lalu turun ke perut Anne. Mulutnya terbuka saat melihat perut yang dulu kecil sekarang membesar.

"Bunda ada bi?" tanya Rey menyadarkan bibi dari keterkejutannya.

"Ada mas." jawab bibi lalu memberi jalan mereka untuk masuk kedalam.

Anne duduk disofa dengan Rey disebelahnya, kepalanya menunduk memainkan jarinya sendiri.

"Rey." Anne mendongak saat mendengar suara merdu Bunda memanggil nama Rey. Matanya berkaca-kaca saat melihat Bunda berdiri dihadapannya dengan tatapan terkejut. Tanpa aba-aba Bunda menarik Anne kedalam pelukannya, namun tidak berselang lama mata Bunda turun ke perut Anne, berbeda dengan ekspresi bibi saat melihat perut Anne yang membuncit Bunda malah tersenyum bahagia.

"Maaf Bunda." ucap Anne lirih, isakan kecil keluar dari mulut Anne.

"Kenapa nangis, sayang?" tanya Bunda lalu mengelus kepala Anne.

"Anne buat Bunda kecewa."ucap Anne terisak. Walaupun Bunda sering membeda-bedakan Anne dengan Rey, tetapi Bunda tetap sayang kepada Anne.

"Bunda enggak kecewa kok sama Anne, Bunda malah seneng mau punya cucu." ucap Bunda terkekeh.

Rey tersenyum melihat dua orang wanita yang sangat Ia sayangi saling berpelukan melepas rindu.

"Aku enggak diajak Bund?" tanya Rey.

"Enggak!! Kamu harus cepet nikahin Anne, sebelum lahiran." ucap Bunda dengan mata yang menyorot tajam.

"Nunggu lahiran aja Bund." jawab Rey santai, tubuhnya didasarkan disofa.

"Lama Rey, sekarang Anne berapa bulan sih?"tanya Bunda.

"Udah mau lahir--"

"Astaga!! Udah mau lahiran, kita belum belanja keperluan buat baby nya." ucap Bunda lebay, bahkan Rey belum menyelesaikan ucapannya.

"Besok aja Bund." ucap Rey lalu berdiri dari duduknya.

Rey membawa Anne untuk beristirahat dan membersihkan diri, tetapi Bunda melarang keras jika Rey membawa Anne ke kamarnya. Sehingga Anne tetap membersihkan dirinya dan beristirahat dikamarnya dulu.

Anne memasuki kamarnya, lalu merebahkan tubuhnya diranjang. Semua tatapan dan barang-barang nya masih berada di tempat semula, walaupun sudah beberapa bulan dia pergi.

"Masih sama." guman Anne lalu menutup matanya.

Mengistirahatkan badannya sejenak setelah perjalanan, mungkin dia akan keluar jika Ayah sudah pulang kerja karena dia ingin bermaja dengan kasur yang sudah lama dia tinggalkan.

BROTHER!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang