pukul 2 pagi Rey mengendap untuk mengambil kunci cadangan yang berada dikamar Bunda. Dengan sedikit bakat membolos tanpa ketahuan sewaktu SMA, Rey dengan mudah memasuki kamar Bunda dan Ayah yang tidak dikunci.
Rey mendengus saat melihat posisi orangtuanya yang sangat intim, matanya menelisik seluruh penjuru kamar dan Rey bisa pastikan kunci cadangan setiap kamar berada di laci meja rias Bunda. Sebisa mungkin Rey berjalan tanpa menimbulkan suara, dibukanya laci dengan pelan seperti sesuatu barang yang mudah pecah. Rey berpikir dirinya seperti maling saat ini, untung dia bukan maling uang tapi maling kunci.
Dalam hati Rey bersorak bahagia saat usahanya membuka laci berhasil dan didalamnya ada sebuah kunci yang bertuliskan kamar Anne, kamar Rey, dan ruangan lainnya. Setelah mendapatkan apa yang dia inginkan Rey segera mungkin keluar dari kamar Bunda.
"Selamat." ucap Rey pelan setelah menutup pintu kamar Bunda dari luar. Ternyata bakatnya belum hilang hingga saat ini, Rey bersyukur untuk itu.
Rey langsung menuju kamar Anne dan membuka pintu kamar Anne dengan pelan sehingga tidak menimbulkan suara. Rey menyeringai saat pintu kamar berhasil dibuka, lalu ditutupnya kembali dari dalam.
"Hukuman menanti baby girl."guman Rey pelan. Jangan lupakan senyum yang mengerikan tercetak dibibir Rey.
Dengan pelan Rey menaiki kasur Anne dan mengungkung tubuh Anne dibawahnya. Rey tersenyum manis saat melihat wajah Anne yang tertidur. Diciuminya leher Anne lalu merambat ke dada. Anne melengkuh dalam tidurnya, kemudian matanya sedikit terbuka.
"Kak Rey." ucap Anne terkejut saat melihat orang yang berada diatasnya, dia mengira itu semua mimpi namun ini kenyataan. Anne melirik pintu yang tadi dia tutup dengan rapat bahkan Anne menguncinya dari dalam.
"Membohongiku baby?"tanya Rey yang membuat bulu kuduk Anne berdiri.
Tanpa aba-aba Rey mencium bibir Anne dengan menggebu tangannya masuk kedalam kaos Anne lalu dielus nya perut Anne dari dalam kaos. Anne memukul dada Rey karena dirinya kehabisan nafas.
Rey melepaskan ciumannya dibibir Anne, lalu ditatap nya wajah Anne yang terengah-engah. Ekspresi yang membuat Rey semakin menginginkan Anne.
"I want you." bisik Rey ditelinga Anne. Dan sialnya Anne juga menginginkan Rey saat ini. Tubuhnya sudah panas karena tangannya Rey tidak tinggal diam dibawah sana.
"Ahh Kak."
"Sebut namaku, sayang."
"Ahhh Rey."
Suara desahan keduanya bersahutan dikamar yang sunyi ini, untung saja kamar mereka berada di lantai atas sehingga kegiatan mereka tidak akan ada yang mendengar.
Rey menjatuhkan tubuhnya setelah dia mencapai puncak kenikmatan, nafasnya terengah-engah begitu pula dengan Anne. Gila Rey menggempur dirinya kali ini, untung Rey ingat jika Anne sedang mengandung.
Rey menarik selimut untuk menutupi tubuh bagian atas mereka, lalu membawa Anne kedalam dekapannya.
"Love you, sayang." ucap Rey mengecup kening Anne. Anne hanya diam karena matanya mulai terpejam kembali, kegiatan mereka sungguh melelahkan ditambah perut Anne yang sudah membuncit.
Dua orang manusia masih bergulung dalam selimut dengan tubuh mereka yang masih polos. Matahari yang menerobos melalui celah gorden tidak mampu mengusik mereka.
Tokk... Tokk...
Ketukan pintu yang keras mampu membuat Anne terusik dalam tidurnya, dia merasakan sebuah tangan yang memeluk perutnya.
"Anne, bangun nak." suara Bunda dari luar.
Anne mengerjap matanya menyesuaikan cahaya matahari yang mengenai wajahnya. Di liriknya kesamping, ternyata Rey masih tertidur pulas. Anne menghela nafas ternyata tadi yang mereka lakukan bukan mimpi semata namun kenyataan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHER!
ChickLitVanessa adalah seorang gadis yang memiliki paras cantik, tidak memiliki pacar maupun teman lelaki. Semua lelaki yang mendekatinya akan berhadapan dengan sang kakak. Kakak posesif kepada sang adik? Bukan! Sang kakak menganggap dia adalah wanitanya. ...