BRT-22

2.2K 106 4
                                    

Semua anggota keluarga berkumpul dikamar rawat Anne, begitu pula dengan kedua sahabat Rey. Mereka menjenguk istri dari sahabatnya itu.

"Rey, anak lu cantik banget dah. Besok kalau udah gede nikah sama gue ya."ucap Roy yang langsung dihadiahi jitakan oleh Erland.

"Kasian anaknya Rey, dia masih muda sedangkan lu udah mau kakek-kakek."

"Sirik bilang boss."

Anne,Ayah,dan Bunda hanya tersenyum melihat tingkah mereka berdua.

"Ehh Rey, namanya siapa nih?"tanya Erland.

Rey melirik Anne yang tengah menatap putrinya yang tertidur nyenyak. Semua orang belum mengetahui nama yang telah Rey siapakan termasuk Anne sendiri.

"Edrea Leta Leteshia. Yang memiliki arti Anak perempuan cantik yang memiliki jiwa pemimpin dan selalu mendapat kebahagiaan dalam hidup."ucap Rey lantang. Mereka semua bersorak saat mendengar nama bayi cantik ini.

"Haii Rea, welcome to the world. Jodohnya uncle."sapa Roy.

Rea tersenyum tipis disela tidurnya, mungkin dia tau jika sedang digombali oleh Roy.

Kehadiran Rea di keluarga ini sangat disambut penuh kegembiraan. Terbukti saat Anne keluar dari rumah sakit nanti, Bunda akan mempersiapkan pesta penyambutan Rea.

"Bunda, kayaknya enggak perlu pesta deh."ucap Anne.

"Shutt, Bunda tidak menerima penolakan. Semua harus nurut sama Bunda. Sekarang Bunda sama Ayah mau pulang dulu, kalian yang akur jangan beratem. Udah ada buntut kurangi berantemnya."nasihat Bunda, karena Bunda melihat wajah frustasi Rey.

Anne tersenyum kikuk karena nasehat Bunda, memang sejak tadi Anne belum berbicara dengan Rey dan laki-laki itu juga tidak mengajak dirinya berbicara.

Bunda dan Ayah meninggalkan mereka berdua hanya dengan Rea, kedua teman Rey sudah kembali ke kantor karena ada rapat penting. Rey berjalan ke box Rea lalu mengangkat bayi itu kedalam gendongannya. Dikecupnya pipi kecil itu dengan pelan karena takut menyakitinya.

"Lihat deh, Rea mirip aku banget ya."ucap Rey memulai pembicaraan.

"Iya."

"Bunda, Ayah sedih katanya. Bunda marah sama Ayah."ucap Rey menirukan suara anak kecil, yang terdengar sangat lucu ditelinga Anne. Anne menahan senyuman dari bibirnya, lihat laki-laki yang dulu terlihat menyeramkan sekarang berubah menjadi laki-laki manis dan imut.

Rey menoel-noel lengan Anne dengan jari telunjuknya. Cukup!! Anne sudah tidak tahan untuk menahan senyum dari bibirnya. Rey tersenyum saat mengetahui aksinya berhasil.

"Kamu diem, aku masih marah ya. Jangan godain aku!!"Anne berbicara tanpa menatap Rey, dia merutuki dirinya sendiri yang begitu cepat luluh dengan pria ini.

"Ayolah, Bunda. Jangan marah terus nanti Ayah sedih."

"Enggak usah lebay, paling kalau aku marah kamu seneng biar bisa sama biola ehh Viona."

"Kamu cemburu?"tanya Rey dengan nada menggoda. Wajah Anne sudah merah semua, bukan memerah karena malu tapi karena menahan emosinya.

"Kamu bilang aku cemburu? Jelas lah!! Istri mana yang enggak cemburu pas dia mau melahirkan ternyata suaminya nganter cewek lain? Mikir enggak sih? Anda waras?"ucap Anne menggebu.

Seketika Rey diam tak berkutik, dia merasa senang dan sedih yang bercampur menjadi satu. Senang karena wanita di depannya ini mengakui jika cemburu. Cemburu tanda cinta bukan? Itu membuat Rey senang namun sedih secara bersamaan. Sedih karena tidak ada disamping Anne saat dia merasa kesakitan sebelum melahirkan, sedih karena tidak ikut membawa Anne kerumah sakit dengan dia duduk disamping Anne untuk menguatkan walaupun hanya sekedar genggaman tangan semata.

BROTHER!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang