BRT-4

5.8K 190 7
                                    

"Kak, nanti masuk duluan aja. Aku mau ke toilet dulu."

"Kakak tunggu aja deh, nanti kamu bingung nyariin tempat duduknya."

"Enggak kak, aku udah gede anak kuliahan sekarang bukan anak Tk lagi."

"Iya yang udah gede." ucap Rey mengelus kepala Anne dengan senyuman menggodanya.

Mereka terpisah saat didalam restoran, Anne yang langsung ngacir ke kamar mandi dan Rey yang langsung menghampiri kedua orang tua mereka. Matanya mengedarkan sekitar mencari keberadaan orangtua nya, Rey mendekati orangtuanya namun Ayah Bunda itu sendirian melainkan ada seorang gadis dengan 2 orang lainnya, bisa ditebak itu orang tua sang gadis.

"Shitt."

Rey mengumpat pelan, otaknya cukup pintar untuk menangkap itu semua. Pasti Bunda berencana menjodohkan dirinya lagi. Tetapi untuk menghormati mereka Rey melangkahkan kakinya untuk menghampiri mereka walaupun otaknya menolak menyarankan untuk meninggalkan tempat itu.

"Rey." panggil Bunda dengan melambaikan tangannya. Sontak Rey melangkah mendekati mereka.

"Selamat malam." ucap Rey dengan wajah datar.

"Malam nak Rey."sapa seorang laki-laki mungkin umurnya tidak jauh dari Ayahnya.

"Adik kamu kemana Rey?"tanya Ayah

"Lagi ke toilet."

"Yaudah sekarang kita bicara dulu sembari menunggu adik kamu." ucap sang Ayah.

"Bang kenalin ini anak temen Bunda namanya viona." ucap sang Bunda

Perempuan yang bernama Viona itu mengulurkan tangannya dengan senyuman yang menggoda. Bukannya senang Rey malah merasa jijik, seperti jalang!!

"Rey." jawab Rey tanpa mengindahkan uluran tangan Viona.

Viona menatap uluran tangannya dengan nelangsa "sialan, jual mahal banget ini cowok." batin Viona.

"Nak Rey sekarang kesibukannya apa?" tanya ibu-ibu disamping Viona.

"Kerja diperusahaan Ayah tan."jawab Rey seadanya.

"Panggil Mama aja, kan sebentar lagi juga jadi anak tante."

Bodoh!! Itulah yang ada dipikirkan Rey, tadi meminta dia memanggilnya mama tetapi sekarang dia malah menmanggil dirinya sendiri dengan sebutan tante.

"Maksudnya apa tante?"

"Gini sayang Bunda sama Ayah bermaksud menjodohkan kamu sama Viona."

"Rey enggak mau Bun!"

Sedangkan disisi lain Anne sedang kebingungan mencari keberadaan orangtua nya dan kakak. Saat akan berjalan untuk menanyakan kepada mbak-mbak pelayanan namun sebelum dia melangkah dia mendengar suara yang Bunda dibalik tembok pembatas dirinya berada saat ini. Suara sang Bunda terdengar marah.

"Rey, kamu harus mau!"

Mau?mau apa? Kenapa ada seorang perempuan disitu? Anne kira ini acara keluarga. Anne memutuskan untuk bersembunyi dibalik tembok terlebih dahulu.

"Bunda Rey sudah menolak, dan keputusan Rey tetap bulat. Rey tidak akan menerima perjodohan ini."

Perjodohan!! Kakaknya akan dijodohkan? Jangan bilang kakaknya akan dijodohkan dengan wanita itu? Kaki Anne melemas saat mendengar kata perjodohan, namun dia tetap bertekad untuk mendengarkan lebih lanjut.

"Apalagi si Rey, kamu udah sukses, kamu itu dewasa, Bunda pengen gendong cucu sebelum meninggal."

"Degg." Astaga kenapa Bunda bisa bicara seperti itu? Hanya ingin melihat sang kakak menikah dan memiliki anak. Seandainya Bunda tau kalau sekarang cucunya sedang tumbuh apakah dia mau menerima?

BROTHER!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang