BRT-6

4.8K 178 9
                                    

Sudah terhitung beberapa bulan anne tinggal di Yogyakarta, kandungannya pun sudah terlihat menonjol. Anne membuka usaha sebuah cafe, cukup ramai didatangi oleh anak-anak muda saat ini, cafe minimalis namun membuat nyaman pengunjung. Anne selalu rajin memeriksa kandungannya walaupun seorang diri, dan juga banyak warga yang memandang rendah dirinya namun banyak juga yang menguatkan dirinya.

Seperti saat ini Anne masih berada di cafe walaupun sudah jam 10 malam, karena ada karyawan yang tidak masuk jadi Anne turun tangan langsung.

"Mbak Anne enggak pulang aja? Ini udah malam mbak, kasian adek bayinya, capek."ucap seorang karyawan.

"Sebentar deh Na."jawab Anne, Diana namanya seorang barista yang membantu Anne membangun cafe dari awal, Diana tetangga kontrakan Anne.

"Jangan dipaksain mbak."

"Iyadeh Na, aku pulang dulu nanti jangan lupa dikunci ya." Anne mengambil tasnya berniat akan pulang.

"Naik apa mbak?"tanya seorang karyawan laki-laki.

"Naik motor Jo, aku bawa motor sendiri." Namanya Jonathan, karyawan laki-laki yang sangat humble kepada siapapun, banyak ciwi-ciwi yang datang ke cafe hanya untuk melihat Jonathan.

Memang semenjak beberapa bulan lalu Anne harus hidup mandiri, dia menyewa sebuah tempat lalu dijadikan cafe dan membeli motor matic untuknya berpergian.

"Mbak Anne itu lagu hamil enggak baik naik motor sendiri."ucap Jonathan

"Ya mau gimana lagi? Mau tidak mau, sudah aku pulang dulu ya. Semangat berkerja semua!!"

"Semangat mbak Anne!!"ucap mereka serempak, Anne menyinggungkan senyum tipis. Dia bangga terhadap dirinya sendiri dapat membangun sebuah usaha untuk mengurangi pengangguran.

Anne melanjukan motornya membelah jalanan yogyakarta pada malam hari, suasana tenang Jogja mampu membuat Anne sedikit melupakan masalahnya, namun hati Anne masih dipenuhi dengan Rey, Rey, dan Rey. Apakah dia baik-baik saja? Anne berdoa supaya dia baik-baik saja.

Motor Anne berhenti saat melihat gerobak martabak, bukan motornya yang berhenti sendiri tetapi Anne yang memberhentikannya.

"Mang martabak telur spesial 1 ya."

"Siap mbak, mohon ditunggu."ucap pedagang ramah, ini yang sangat disukai Anne mereka sangat ramah, terkadang juga ada sih pedagang yang ketus dan err menyebalkan.

Anne duduk dikursi plastik yang disediakan untuk menunggu pesanan, mengamati sekitar yang masih rame, Jalan cafe ke rumah Anne sangat rame jadi dia tidak takut jika pulang malam hari, sangat strategis!!

Anne mengecek handphone nya, tidak ada notifikasi disana, jika dulu handphone nya selalu dipenuhi notifikasi Rey sekarang handphone sangat sepi. Biasanya hanya para karyawan yang menghubungi dia, teman? Anne bahkan tidak memiliki teman saat di Jakarta karena hari-harinya hanya bersama sang kakak.

"Ini neng pesanannya."

"Berapa mang."

"30 rebu saja."Anne mengeluarkan uang dari dompetnya lalu bergegas untuk pulang, dia ingin membersihkan tubuhnya dan memakan martabak telur yang sangat menggiurkan.

Dentuman musik keras masuk kedalam indera pendengaran, disana duduk seorang lelaki yang terus minum padahal dia sudah sangat mabuk.

"Rey udah, lo udah mabuk banget."ucap seorang lelaki, yah orang itu Rey. Kehidupan Rey beberapa bulan ini sangat tidak teratur setiap hari bekerja dari pagi sampai malam dan dilanjutkan dengan pergi ke club setiap malam, Teman-teman Rey hanya mampu mengingatkan jika dia sudah sangat mabuk, mereka akan menemani Rey dan mengantarkan ke apartement. Mereka tidak ingin jika Rey melampaui batas dan menyesal dikemudian hari.

"Bawa pulang aja yokk, udah teler dia."

"Lo yang bawa mobil, sekarang bantuin gue bawa ini manusia."

Roy dan Erland teman Rey sejak mereka duduk di bangku SMA, mereka sudah mengetahui kisah Rey sejak dulu, kisah cinta yang menurut mereka rumit. Mereka memapah Rey menuju mobil mereka akan membawa Rey ke apartment, semenjak kepergian Anne, Rey tidak pernah menginjakkan kaki dirumahnya lagi.

Bunda dan Ayah sudah membujuk Rey, namun itu hanya sia-sia. Bunda dan Ayah sudah mengetahui hubungan mereka Rey menceritakan semuanya tanpa ada kebohongan didalamnya. Awalnya mereka kecewa namun mereka tidak menyalahkan siapa-siapa karena cinta itu bisa datang kepada siapa saja.

"Anne... Anne..."racau Rey saat memasuki apartment.

"Gila ini anak, bucin banget sih."ucap Roy

"Lu mah enggak ngerasain mending diem kagak usah bacot."

"Kok lu sewot sih land? Pms lu?"

"Bacot lu, nih buka pintu kamarnya bego!! Ini berat!!"

"Sabar elah, kenapa para emosi terus sih, hanya dedek Roy yang tidak pernah emosi dan berkata kasar." gerutu Roy

Erland hanya memutar bola matanya, tidak taukah jika Rey itu berat. Erland menjatuhkan tubuh Rey keatas ranjang, lalu menghempaskan tubuhnya di sampingnya.

"Heh kok lu malah ikutan disitu, ayok pulang!"ajak Roy

"Nginep disini ajalah gue capek."jawabnya lalu beranjak untuk tidur dikamar tamu.

Rey sudah terlelap namun mulutnya masih berguman menyebut nama Anne.

Pagi yang cerah mengawali Anne untuk memulai aktivitas, hari ini dia tidak akan pergi ke cafe, badannya terasa lelah jadi dia tidak akan memaksakan diri. Sekarang Anne sedang menjemur pakaiannya dihalaman belakang, hidup sendiri selama beberapa bulan membuat Anne harus mandiri. Jika biasanya dia tidak pernah mencuci, sekarang dirinya harus mencuci dengan tangan, mungkin saat anaknya lahir Anne akan membeli mesin cuci.

Di kehidupan nya yang sekarang Anne harus bisa menggunakan uang dengan baik, terlebih dia akan segera melahirkan. Pupus sudah impian dia untuk melahirkan ditemani suami dan hidup bahagia, bahkan dia belum menikah saat ini. Astaga!! Pemikiran dari mana itu? Anne segera masuk kedalam rumah untuk memasak sesuatu untuk sarapan.

"Bahan makanan habis." ucap Anne saat melihat isi kulkas yang kosong. Segera dia mengambil dompet lalu pergi untuk membeli sayur, biasanya akan ada tukang sayur didekat kontrakan nya. Bermodal daster dan rambut yang dicepol Anne berjalan kaki, bukannya terlihat aneh namun Anne terlihat menggoda dimata para lelaki.

"Mbak Anne mau belanja." tanya mang sayur dengan ramah, dan bisa Anne lihat tatapan ibu-ibu yang tidak suka dengan dirinya namun ada yang biasa saja.

"Iya mang bahan makanan habis."

"Mbak Anne udah berapa bulan?" tanya ibu-ibu ramah.

"Udah masuk sembilan bulan."

"Wah sebentar lagi, semoga lancar ya persalinan nya."

"Semoga ibu."

"Halah hamil diluar nikah aja bangga."ucap Ibu disamping Anne

Anne hanya mampu menghela nafas, dirinya tidak akan membalas mereka.

"Udah mang, dihitung ya."

"Banyak sekali mbak."

"Buat persediaan mang."

"Totalnya 80 rebu mbak."

Anne segera membayar dan bergegas pulang sebelum ibu-ibu nyinyir semakin menjadi.

Rey terbangun dari tidurnya, masih menggunakan kemeja kemarin, dia memijat pelipisnya pelan.

"Sialan." ucapnya lalu pergi kedalam kamar mandi.

Setelah selesai mandi dan menggunakan setelan kerjanya, Rey langsung keluar kamar dan mendapati Roy yang tertidur disofa ruang tamu. Rey tidak menghiraukannya dia bergegas keluar apartment lalu menuju ke kantor. Kehidupan Rey yang sekarang sangat monoton, tidak ada senyuman dipagi hari, siang hari, hanya ada ekspresi datar yang menghiasi wajahnya.

HALLO

GIMANA? GAJE BANGET ENGGAK SIH?

COMENT DEH YA🙂

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK KALIAN⭐

SALAM SEMUA🖤

TYPO BILANG!!

BROTHER!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang