BRT-2

8.2K 202 5
                                    

Sebelum berangkat ke kantor Rey mengantarkan Anne pulang terlebih dahulu. Anne akan membolos kuliah, percuma berangkat jika jam kuliahnya sudah dimulai sekitar 30 menit yang lalu. Selama diperjalanan Anne tidak mengeluarkan sepatah suara, pikirannya masih berkecamuk, bagaimana hubungan mereka? Sedari tadi itulah yang mengganggu pikiran dan hati Anne.

"Nanti kakak pulang malam, kamu jangan meninggalkan rumah tanpa izin kakak."

Anne menoleh menatap sang kakak, wajah serius saat menyetir membuat ketampanannya bertambah. Wajah Anne dan kakaknya berbeda, tidak ada perbedaan diwajah keduanya. Bahkan orang-orang mengira bahwa mereka sepasang kekasih.

"Mengagumi ketampanan ku?"

"Tidak."Anne memalingkan wajahnya, kesamping jendela. Ternyata sudah sampai di pekarangan rumah mereka.

Tangan Anne terulur akan membuka pintu mobil, tetapi Rey menahan lengan Anne. Tanpa aba-aba Rey mencium bibir Anne, lumatan kecil diberikan Rey namun Anne diam saja.

"Gerakan bibirmu!" mendengar nada dingin yang keluar dari mulut kakaknya, Anne menurut dengan menggerakkan bibirnya membalas ciuman sang kak.

Nafas Anne terengah-engah saat ciuman terlepas. Matanya menatap mata sang kakak. Tangan Rey terulur meremas payudara Anne.

"Ahh..." Rey tersenyum miring mendengar desahan sang adik. Satu tangannya terulur untuk menyentuh sesuatu yang sangat sensitif dibawah sana. Remasan dan usapan yang dilakukan bersamaan mampu membuat tubuh Anne bergairah.

"Sialan, aku tidak boleh hanyut dalam kenikmatan ini." batin Anne

nafas Anne terengah saat sesuatu dibawah sana siap meledak, namun Rey segera menyabut jarinya dari dalam sana.

"Tidak sekarang sayang." ucap Rey lalu mengecup puncak kepala Anne

Anne membuka pintu mobil lalu menutupnya dengan keras, dirinya dipermainkan! Sialan tubuhnya sudah panas akan gairah.

Anne memasuki kamarnya lalu melempar tubuhnya ke ranjang. Lagi dan lagi dia tidak bisa menolak sentuhan sang kakak. Dia tidak bisa mengelak jika dirinya mencintai kakaknya itu. Anne akan mencot mempercayai kata-kata sang kakak, bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Anne turun kebawah untuk membuat makanan, perutnya terasa lapar. Anne membuka kulkas lalu mengeluarkan bahan yang bisa ia jadikan makanan. Anne memutuskan membuat nasi goreng, saat menumis bawang putih perutnya bergejolak ingin mengeluarkan sesuatu. Anne mematikan kompor lalu berjalan ke wastafel untuk memutahkan isi perutnya, tetapi hanya cairan putih yang keluar.

Anne memutuskan kembali ke kamar. Moodnya sudah berubah, seketika dia ingin makan bakso. Membayangkan kuah panas dan pedas membuat air liurnya ingin keluar. Anne membuka aplikasi untuk memesan bakso karena dia takut jika melanggar ucapan sang kakak.

"Mending diruang tamu aja nunggunya, sekalian nonton film."

Sembari menunggu pesanan bakso yang sudah ia pesan melalui abang ojol, Anne menonton sebuah film di laptopnya.

Tinggg... Tonggg...

"Yee, bakso aku dateng. Tunggu sebentar!" Anne berteriak gembira

Ceklek

"Permisi dengan mbak vannesa?"

"Iya pak."

"Sesuai pesanan ya mbak."

"Kembaliannya ambil aja pak." ucap Anne dengan senyum lebarnya

"Ini beneran mbak? Kalau begitu terimakasih, semoga mbak diberikan kebahagiaan dalam hidup mbak."

BROTHER!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang