BRT-23

2.5K 108 23
                                    

Pagi ini Anne sudah diperbolehkan pulang oleh Dokter. Rey sedang sibuk mengurus administrasi dan perlengkapan Anne.

"Biar aku aja yang masukan bajunya ke dalam tas."ucap Anne memecah keheningan diantara mereka, Anne duduk diranjang sedangkan Rey sibuk membereskan perlengkapan Anne selama dirumah sakit.

"Enggak usah, kamu duduk manis aja."

"Berasa kayak tuan putri."Anne mendengus, karena sejak kemarin dirinya hanya berbaring diranjang dan tidak diperbolehkan melakukan apapun oleh Rey. Bahkan untuk buang air kecil dikamar mandi saja, Rey rela menggendong dirinya. Rey sangat takut jika jahitan diarea wanitanya terlepas.

"Aku taruh perlengkapan ini dimobil dulu ya, nanti aku kesini lagi."

Anne mengangguk tanda mengiyakan, percuma dirinya menolak pasti akan kalah juga. Anne berdiri dari duduknya, menghampiri Rea yang tertidur dengan nyenyak di box nya. Anne kadang suka bingung, mengapa bayi suka sekali tertidur?

"Anak Bunda tidur terus sih?" Anne mengambil Rea untuk di gendongnya, anak itu sedikit terusik oleh sang Bunda.

Kritt..

Anne mengalihkan pandangannya kearah pintu yang dibuka, seorang perawat masuk.

"Hallo Bunda, hallo cantik."sapa perawat tersebut dengan ramah.

"Haii, suster."

"Sebelum pulang, kita periksa dulu ya."

Anne mengangguk lalu meletakkan Rea diranjangnya dan dia duduk disebelah Rea dengan membiarkan suster tersebut bekerja sesuai prosedurnya.

"Semuanya bagus, tekanan dari ibu juga stabil. Tapi jangan terlalu lelah pasca melahirkan ya, kalau begitu saya permisi."

"Iya Sus, terimakasih."

Setelah perawat pergi tak lama kemudian Rey datang.

"Ayo, aku udah urus semuanya sekarang kita pulang."

Senyum Anne merekah seketika, dia tidak sabar untuk pulang kerumah. Tidak sabar untuk menunjukkan tempat tinggal untuk anak mereka.

"Ayoo!!"

"Sini biar Rea, aku yang gendong."

"Enggak usah, biar aku aja."tolak Anne, karena dari kemarin dia hanya sebentar menggendong Rea. Itupula hanya saat Rea ingin menyusu kepada dirinya, selain itu semuanya Rey yang melakukan. Termasuk menggantikan popok Rea.

"Nanti kamu capek, gimana?"

"Kak, aku dari kemarin cuma menyusui Rea doang, setelahnya kamu semua yang urus Rea. Aku juga pengen gendong."jawab Anne dengan mata yang berkaca-kaca. Rea anaknya juga kan? Tapi dia tidak merasa begitu. Anne merasa Rea hanya anak Rey, benar kata orang anak perempuan pasti akan dekat dengan ayahnya berbeda dengan anak perempuan yang akan dekat dengan Ibunya.

"Tapi gimana kalau kamu kecapean sayang? Kemarin kamu baru aja ngelahirin."

"Aku enggak selemah itu!"jawab Anne ketus lalu berjalan melewati Rey. Rey hanya menghembuskan nafas pelan saat Anne melewati dirinya dengan angkuh.

"Kenapa dia berubah jadi kayak macan betina?"guman Rey pelan.

Didalam mobil hanya suara Anne yang berceloteh ria sejak tadi. Rey hanya diam berkonsentrasi menyetir sesekali melirik Anne yang sedang asik dengan Rea.

"Kak."panggil Anne.

"Apa?"

"Kakak kan udah beli rumah, terus gimana dong?"

BROTHER!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang