Jangan lupa vote sebelum membaca biar gak lupa!
Happy reading 💜
-----
"
Lah bos ngapain kita kesini ? Tempat Camping nya masih jauh bos," tanya Arfie ketika mobil Damian berhenti disalah satu pusat pembelanjaan kota Bandung.
"Turun,gue mau beli sesuatu," jawab Damian turun dari mobilnya diikuti Arfie
Ya, mereka ikut Camping. Niatnya Damian tidak ingin ikut, tapi Arfie memaksanya ikut dengan alasan ingin mencari tau lebih tentang Keluarga Pramudya terutama Alara, lewat para Abangnya nanti.
Mau tak mau Damian ikut saja, walaupun hatinya sedikit tidak tenang karena Alara tidak ikut. Ia 'kan tidak jadi membuat Alara semakin dekat dengannya jika ia tidak ikut Camping juga.
Bukankah itu tujuan awalnya?
"Bos bukannya ini mall milik keluarga Pramudya, ya?"Arfie bertanya
"Hm," jawab Damian malas
Ia juga tidak tau. Sejak kemarin mood nya jadi jelek setelah mengetahui Alara juga tidak ikut Camping. Dari mana ia tau ?Jelas ia bisa tau,bukankah dia sudah mendapat kepercayaan dari keluarga Pramudya tentang pertemanan nya dengan Alara waktu itu ?
Walaupun masih canggung.Ia memberanikan dirinya untuk bertanya tentang Alara pada para Abangnya apakah Alara akan ikut Camping atau tidak dan penyebab Alara tidak pernah masuk sekolah.
Dan jawaban dari para Abangnya Alara waktu itu adalah, jika Alara sedang dihukum tidak diberikan sekolah dalam waktu dekat ini dan dengan alasan melindungi Alara dari musuh keluarga nya sementara waktu.
Dan entah kenapa jawaban itu membuat Damian sedikit kecewa. Jika Alara tidak diberikan sekolah dalam waktu dekat ini,berarti dia juga tidak bisa bertemu dengan garis itu. Kecuali ia sendiri yang mengunjungi Alara ke rumah nya.
Oh tentu saja Damian masih punya sedikit rasa takut hanya untuk mengunjungi kediaman Alara. Bukankah itu sama saja menyerahkan dirinya pada sarang musuh?
Ia pasti akan ke sana. Tapi tidak sekarang.
Tapi hatinya dan pikirannya tidak bisa bohong, jika akhir-akhir ini ia tidak bisa lepas dari memikirkan gadis polos yang tidak bisa mengikat tali sepatunya sendiri itu.
Ia sudah berusaha menyangkal.Tapi tetap saja hatinya tidak bisa berbohong bahwa dia merindukan gadis itu,ia merindukan senyuman manis gadis nya.
Ia juga masih penasaran tentang nama teman masa kecil Alara yang pernah gadis itu ceritakan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alara's Brothers (Telah Terbit)
Teen Fiction"Siapa sih yang gak seneng punya Abang-abang ganteng kek patung pahatan Yunani? Pinter- pinter pake banget pula, seneng banget 'kan? Ada yang perhatiin, disayangin dan di kabulin apapun keinginan kita asalkan itu baik . Tapi gak bagi gue, punya Aban...