Jangan lupa vote dulu sebelum baca biar gak lupa 😘
Maaf kalo banyak typo ...
Juga jangan lupa spam komen ,Sayang kalian 🥰
Happy reading ❤️
-----
Alara mengeluh tatkala sinar matahari pagi mengganggu tidurnya. Perlahan mata indah itu terbuka .
Beberapa kali ia mengerjapkan matanya karena merasa nyawanya belum terkumpul sepenuhnya.
Terasa kesadarannya sudah penuh. Matanya melirik dinding melihat jam dinding bulat bergambar unicorn yang menunjukkan pukul 18.10 menit . Sebentar lagi makan malam pikirannya.
Matanya beralih menatap tangan kirinya yang tak terinfus lagi seperti sebelum ia tidur tadi. Pasti Bang Gerald udh bukain tadi pikirnya.
Ia menghembuskan nafasnya perlahan menatap langit-langit kamarnya. Pikirannya melayang ke kejadian beberapa jam lalu. Ketika ia diculik dan Damian yang menolongnya dengan menghajar para penculiknya .
Jangan lupakan Bintang, Abangnya itu bagaimana kabar nya sekarang? Semoga ia baik-baik saja. Dalam hati selalu berdo'a untuk keselamatan Babangnya itu.
Ia merasa bersalah pada Bintang. Jika saja ia tidak menolongnya pasti dia baik-baik saja.Ya, dia tau keadaan Bintang pada Gerald ketika ia diperiksa sebelum ia tidur.
Lebih tepatnya memaksa agar Gerald memberitahunya keadaan Bintang. Dan itu yang membuat nya semakin bersalah pada Abangnya itu.
Matanya beralih ke nakas, melihat Mino ikan-koinya. Itu hadiah dari Bintang waktu ia pergi mengunjungi rumah papa Aidar waktu itu.
Ia menyibak selimutnya dan berjalan ke arah Mino-ikannya.
"Mino, Al kangen sama Babang .Moga aja Babang gak papa, ya?" ucapnya pada Mino
Sedangkan yang diajak bicara, seakan ikut bersedih melihat tuan barunya itu ikut menatap wajah Alara dan mengeluarkan gelembung seakan ingin berbicara pada Alara.
"Kita doain aja ya, Mino. Moga Babang bisa cepet sembuh. Kata Bang Gerald kaki Babang patah, tulang rusuk Babang juga dikit retakm Al ngerasa bersalah banget tau gak, No?" ucapnya lagi terdengar lirih
Alara terus menatap lekat Koi hadiah dari Bintang.Tak terasa matanya mulai berkaca-kaca mengingat bagaimana Bintang dikeroyok oleh 4 pria berbadan kekar itu .
Air matanya meluruh membasahi pipinya, "Andai aja Babang gak nolongin Al, pasti _pasti hiks ...
Ceklek
Alara menoleh kearah suara. Di sana ada Abang sulungnya, Kenan.
Melihat adiknya menangis, ia segera berjalan kearah adiknya dan langsung memeluk adiknya erat.
Alara mengerutkan pelukannya pada tubuh abangnya itu sembari terisak pelan dan semakin membuat Kenan khawatir.
"Hei, kenapa sayang, hm? Ada yang sakit? Kasih tau Abang," tanya Kenan pelan
Ia bingung kenapa adiknya ini menangis. Ia yakin adiknya ini baru bangun tidur. Alara menggeleng sebagai jawabannya
"Terus Baby kenapa nangis gini sayang, hm? Kasih tau Abang,"
"Al cuma kepikiran Babang aja Bang hiks, ini salah Al. Kalau Babang gak nolongin Al pasti-
"Ssst, ini bukan salah Baby sama sekali. Udah tugasnya Babang buat lindungin Baby. Jangan ngerasa bersalah gitu," jawab Kenan
KAMU SEDANG MEMBACA
Alara's Brothers (Telah Terbit)
Teen Fiction"Siapa sih yang gak seneng punya Abang-abang ganteng kek patung pahatan Yunani? Pinter- pinter pake banget pula, seneng banget 'kan? Ada yang perhatiin, disayangin dan di kabulin apapun keinginan kita asalkan itu baik . Tapi gak bagi gue, punya Aban...