42. Taman Rumah Sakit

11K 853 169
                                    


Jangan lupa vote sebelum membaca biar gak lupa 😘

Happy reading  💜

----

Disinilah Kenan Dan Alara sekarang. Mereka sekarang sedang ada di taman rumah sakit. Dengan susah payah, akhirnya Kenan bisa membuat Adiknya ini sedikit-sedikit luluh padanya. Walaupun hanya sedikit. Tidak masalah yang penting tidak semarah kemarin.

Para adiknya yang lain juga membantunya membujuk Alara. Tapi tetap saja adiknya ini sangat keras kepala dan tidak ingin mendengarkan mereka juga.

Sekarang mereka sedang duduk di bangku taman rumah sakit. Suasana nya tenang dan tidak terlalu banyak orang karena mungkin sudah sore jadi mereka lebih memilih di dalam rumah sakit. Hanya satu dia orang saja.

Infus Alara pun sudah di buka tadi siang. Tapi dia boleh pulang besok karena masih dalam pantauan Gerald.

"Baby mau apa? Biar Abang yang ambilin, hm?" ucap Kenan

Alara Masih memandang lurus ke depan. Akhirnya ia bisa juga keluar kamarnya setelah hampir dua minggu tidak di perbolehkan keluar. Untung saja Abangnya ini mengajaknya kesini, jadi ia tidak terlalu bosan. Ya, walaupun ia masih di awasi dari belakang oleh para bodyguard suruhan Abangnya ini.

Dia sih, inginnya tidak ada penjagaan biar dia bisa sedikit bebas. Tapi tak apalah dari pada tidak sama Sekali.

Oh, tentang masalahnya dengan Kenan. Sebenarnya ia sudah dari kemaren tidak marah lagi. Tapi dia ingin mengerjai Abangnya ini saja. Kan jarang-jarang ia lihat Abangnya seperti ini.

"Nggak," ketus Alara

Kenan lagi-lagi menghela nafas lelah. Sudah seminggu Adiknya tetap seperti ini. Harus bagaimana lagi dia membujuk adik keras kepalanya ini? Jika boleh jujur ia juga sebenarnya lelah,di tambah lagi banyak sekali pekerjaan kantor yang akhir-akhir ini menumpuk karena ia tidak pernah masuk kerja hampir seminggu ini.

Tapi mau bagaimana lagi. Ini adiknya,jadi dia harus bisa membujuknya agar tidak marah lagi padanya. Ia tidak bisa jika semakin lama adiknya ini  marah padanya. Percuma juga ia bekerja ujung-ujungnya ia tidak akan fokus karena memikirkan Alara.

Daddy-nya juga  sudah beberapa kali menasihatinya agar membiarkan saja Alara seperti itu.  Seiring berjalannya waktu nanti Alara pasti akan luluh dengan sendirinya, itu kata Daddy-nya.Tapi dia yang merasa tidak enak jika tidak membujuk adik nya ini. Dia sudah terlanjur,jadi biarkan saja.

"Baby, baby nggak kasihan sama Abang? Udah seminggu, loh  baby cuekin Abang kayak gini."ucap Kenan lagi

Alara tidak menjawab. Sebenarnya ia ingin tertawa saja melihat Abangnya seperti ini. Abang nya ini terlihat berantakan bajunya saja sudah hampir dua hari tidak di ganti, rambutnya terlihat acak-acakan tapi untung Abangnya ini tetap wangi walaupun tidak mengganti pakaiannya.

Alara menoleh pada Abangnya yang semula membelakanginya Abangnya itu menjadi saling berhadapan.

Abangnya ini terlihat sangat berantakan. Ia merasa bersalah telah membuat Abangnya ini seperti ini. Apa dia sudah kelewatan? Alara juga bisa melihat lingkaran hitam di bawah matanya.
Apa Abangnya ini kurang tidur? Ia benar-benar merasa bersalah.

"Abang kurang tidur, ya?"tanya Alara

Kenan yang menunduk langsung saja mendongak mendengar pertanyaan adiknya itu. Demi apa? Adiknya ini berbicara dengannya? Oh Kenan sangat bahagia sekarang. Demi apapun dia sangat bahagia.

"Gimana Abang mau tidur kalau Baby-nya Abang ini aja masih ngambek sama Abang." tangan Kenan terangkat mengusap pelan pipi Alara.

"Jangan gini Abang. Nanti Abang sakit, kalau Abang nggak cukup tidurnya. Nanti kalau Abang sakit siapa yang bakal bujuk Al kalau Al marah,"

Alara's Brothers (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang