Jangan lupa vote sebelum membaca biar gak lupa 😘
Happy reading 💜
-----
Ini hari ke-empat Alara datang bulan dan sudah seminggu lebih Alara mendekam di rumah sakit. Ratusan kali ia merengek pada Para Abangnya dan orangtuanya agak ia di perbolehkan pulang namun yang ia dapatkan hanya penolakan. Ia sendiri sudah jengah di rumah sakit dan kerjaannya hanya berbaring di tempat tidur. Sangat melelahkan juga walaupun hanya berbaring.
Tapi untung saja rantai yang melilit tangannya sudah lepas semenjak tiga hari yang lalu. Tepatnya setelah dua hari ia datang bulan. Itu saja jika ia tidak mengancam Daddy nya itu pasti Daddy-nya tidak akan pernah membebaskan tangannya. Di tambah lagi Momy-nya ikut membantu membujuk dengan alasan akan sulit merawat Alara jika ia sedang datang bulan dengan kondisi tangan yang di rantai seperti itu.
Varo tau, Ia tau jika anak perempuan satu-satunya ini datang bulan berarti mereka sekeluarga harus mempunyai stok sabar yang banyak untuk menghadapi sifat labil Alara. Mengingat jika anaknya ini juga keras kepala. Dan kondisi anaknya itu sedang tidak stabil jika tengah datang bulan. Ia mau tak mau langsung membuka rantai itu dari tangan anaknya.
Dan Alara sukses membuat mereka mengusap dada karena kelakuan labil Alara.
Bagaimana tidak? Salah sedikit Alara marah dan mengoceh, salah sedikit nangis. Kegores dikit akan mengamuk. Apalagi tidak di turuti ia akan merenggut kesal dan jatuhnya dia akan menangis sampai ia di turuti. Dan membuat semua keluarganya pusing.
Mereka ingin memarahi dan menasihati Alara.tapi waktunya tidak tepat. Mereka melakukan itu pun sia-sia karena Alara tidak akan peduli sampai ia benar-benar berhenti datang bulan. Keluarga nya juga tak tega jika memarahi Alara. Jadi,ya mereka yang harus sabar sampai seminggu ke depan.
Kadang Varo berpikir. Mengapa anak perempuan satu-satunya ini aneh saat sedang datang bulan? Anaknya itu akan kelewat labil. Ia bingung sendiri,mood anaknya itu mudah sekali berubah-ubah. Sebentar-sebentar marah, sebentar-sebentar menangis. Ia jadi pusing sendiri.
Mau marah seperti biasa pun ia tidak tega. Hati anaknya itu sensitif. Begitu juga dengan keluarganya yang lain terutama para Abangnya dan yang hanya bisa di taklukkan oleh istrinya, Nara dengan istri kakak nya yang lain. Ia hanya berpikir,mungkin karena mereka sesama perempuan,jadi saling mengerti satu sama lain.
Satu lagi, entah kenapa. Jika Alara datang bulan ia akan terus mencari Kenan dan ia akan selalu merengek pada Abang sulungnya itu. Entah itu ingin di suapi,gendong,sampai ke toilet sekalipun .
Ia harus mendapatkan Kenan jika tidak ia akan menangis sampai Kenan datang. Dan jadilah Kenan tidak pergi bekerja dari mulai 4 hari yang lalu .
Untung saja Kenan dalam mode Kenan yang bisa mengontrol emosi nya. Kalau tidak? Entahlah apa sisi lain Kenan yaitu Karel akan sama seperti sesabar Kenan melawat Alara. Mengingat daya tahan emosi Karel itu sedikit.
Tapi mau bagaimana lagi. Alara tetap anaknya. Anak perempuan satu-satunya yang sangat berharga baginya. Ia akan menjaga dan melindungi anaknya itu walaupun nyawanya sekalipun yang menjadi taruhannya.
Bukankah memang begitu tindakan seorang Ayah seperti itu?
"Bang. Kapan Al bisa pulang,Al bosen disini. Al mau pulang~"rengak Alara pada Kenan yang tengah serius melihat grafik pada i-pad nya.
Di ruangan itu hanya ada mereka berdua,dia dan Kenan. Yang lain masih sekolah dan kuliah. Dan Nara? Momy-nya itu tengah pulang mengambil sesuatu dengan Mama Sesil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alara's Brothers (Telah Terbit)
Novela Juvenil"Siapa sih yang gak seneng punya Abang-abang ganteng kek patung pahatan Yunani? Pinter- pinter pake banget pula, seneng banget 'kan? Ada yang perhatiin, disayangin dan di kabulin apapun keinginan kita asalkan itu baik . Tapi gak bagi gue, punya Aban...