Haii....Aku came beck lagi..
Happy reading ya.
__________________________
Enam bulan berlalu.
Aku gelisah dalam tidurku.
Entah apa yg ada dalam pikiran ku.
Sudah sejak siang tadi perasaanku rasanya tak nyaman.
Gelisah dan tak tenang.
Terpaksa akupun bangun dari tidurku dan berakhir berjalan mondar mandir di dalam ruangan kamarku.
Lelah dan capek akhirnya aku kembali terduduk di pinggiran tempat tidurku.
Mataku menatap kosong langit langit kamarku.
Tiga hari lagi adalah pesta pernikahan ku.
Mestinya aku bahagia.
Tapi entah kenapa aku malah tidak merasa senang.
Berkali kali ku huang nafas beratku.
Entah mengapa kejadian tadi siang saat tanpa sengaja mataku melihat keakraban Kenzo dan Yolanda.
Yolanda sengaja datang dari negaranya untuk menyaksikan pesta pernikahanku dengan Kenzo.
Datang sendiri tanpa xukai kekasihnya.
Gadis cantik berkulit seputih salju itu,,seakan menempel erat dengan Kenzo.
Seakan tak mau jauh dengan Kenzo.Di sini aku sebagai calon istrinya seakan tak pernah ada kesempatan berduaan dengannya.
Aku cemburu?.
Ya aku merasa cemburu.
Keakraban keduanya telah membuat sebagian hatiku merasa sakit.
Aku tak bisa berkata apa apa,apalagi protes..karena Kenzo seolah tak keberatan dengan semua itu.
Dia nampak bahagia dan tak merasa keberatan jika Yolanda selalu menempel di dekatnya
Aku menggigit bibirku.
Sakit.
" Aaaahhhk.." aku menarik nafas beratku.
" Mauraa..kau belum tidur sayang?."
Suara mamaku membuatku menoleh.
Ku ukir senyum manis menyambut mamaku yg terlihat nampak sangat lelah karena dari kemaren sibuk mempersiapkan segala keperluan untuk pesta pernikahanku.
" Belum ngantuk ma." Bohongku.
Aku tak mungkin bercerita tentang masalahku dengan mamaku.
Aku tak ingin menambah bebannya." Tidurlah..."
" Baik ma."
" Kau tidak apa apa kan?."
" Naura baik baik saja ma."
" Hooaaammm!!... Baguslah..sekarang tidurlah.. mama juga sudah mengantuk."
Aku mengangguk..
***********
Aku sedang berada di taman belakang saat Kenzo dan Yolanda datang.
Senyuman tampan terukhir indah di bibirnya saat Kenzo datang menghampiriku dan meberikanku sebuah ciuman hangat di keningku.
Dan seperti biasa,Yolanda dengan senyum cantiknya menghampiriku dan memberikan pelukkan erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENDADAK JADI PUTRI BANGSAWAN.
FantasíaBagai di samber gledek di siang bolong. tepat di usiaku yg baru saja menginjak angka 17 Tahun. ke dua orang tuaku sudah menginginkan aku segera Bertunangan dengan sang pewaris tunggal , atau putra satu satunya sang bos pemilik perusahaan tempat papa...