"Tuk!! Tukk! Tukk!!.Bunyi suara langkah sepatu menggema memenuhi ruangan bercat putih bersih.
Seorang suster datang menyambutku dengan senyumnya yg teduh menyejukkan.
" Selamat datang nyonya Kenzo..'' ucapnya ramah.
Aku pun menyambutnya dengan senyum tak kalah ramahnya.
" Terima kasih suster ana."
" Silahkan duduk nyonya."
Aku mengambil duduk di sofa yg berada di ruang tamu yg lumayan besar.
Sedangkan suster ana pamit pergi meninggalkanku sendirian.
Menunggu dokter ilham.
Pagi ini aku sengaja datang ke rumah sakit untuk memeriksakan keadaanku yg akhir akhir ini susah tidur.
Selalu terbangun saat malam hari..setelah itu..terjaga sampai pagi hari.
Entahlah. Sudah sebulan lebih aku begini.
Mata panda ku pun nampak jelas dan menggangguku.
Berkali kali menguap dan kurang fokus dalam pekerjaanku.
Selalu bengong dan kurang teliti.
Dan parahnya selalu tak merespons sapaan para pegawai ku.Atas saran ke empat sahabatku.
Aku pun akhirnya pergi ke dokter." Selamat pagi nyonya Kenzo."suara seorang pria yg aku tau adalah dokter Ilham.
Dokter Ilham adalah dokter kepercayaan keluargaku.
" Pagi dok." Balasku.
Setelah berjabat tangan,aku pun segera menjelaskan apa maksud kedatanganku kemari.
Dokter Ilham nampak manggut manggut tanda mengerti semua tentang keluhanku.
Setelah memeriksa keadaanku.dokter berperawakan tinggi itupun menulis sebuah resep obat untukku.
"Jangan lupa jika obatnya habis atau tidak berpengaruh sama sekali terhadap nyonya..datanglah kembali..akan ku ganti resep yg baru untuk nyonya."ucapnya.
" Baik dok..dan terima kasih."ucapku.
Dokter Ilham nampak tersenyum..dan mengangguk.
Setelah itu aku pun pamit pergi.
Di pintu gerbang rumah sakit pak dwy,,sopir pribadiku menyambutku.
" apa Sudah selesai nyonya?." Tanyanya ragu.
Aku tersenyum dan mengangguk.
" Kita langsung ke kantor saja pak." Perintahku.
" Baik nyonya."
Pak dwy pun menjalankan mobil menuju kantor.
*************
Sore hari.
" Moommy...!!." Teriak Willyam putraku, menghambur menyambut kedatanganku.
Wajahnya yg tampan langsung mampu menghilangkan rasa lelahku seharian bekerja di kantor.
" Eh..sudah ganteng anak mommy..sudah wangi lagi." Ucapku dan langsung menggendong si kecil Willy.
Lipe mengambil map dan tas yg ada padaku,lalu meletakannya di ruang kerjaku.
" Mom capek??." Ucap Willy dengan wajah sedih.. namun terlihat sangat lucu dan menggemaskan.
Aku mengangguk dan langsung berpura pura pasang wajah khas lelah.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENDADAK JADI PUTRI BANGSAWAN.
ФэнтезиBagai di samber gledek di siang bolong. tepat di usiaku yg baru saja menginjak angka 17 Tahun. ke dua orang tuaku sudah menginginkan aku segera Bertunangan dengan sang pewaris tunggal , atau putra satu satunya sang bos pemilik perusahaan tempat papa...