" Terima kasih lipe...liefey atau apapun itu namamu" bisikku senang.
Di tengah perjalanan.
" ngomong ngomong Dari mana kau tau aku di sini?!.. dan kenapa tadi kamu menghilang begitu saja saat di pasar!?..aku hampir mati ketakutan tau!!?"ucapku kesal.
" Maaf nona shien...saya panik dan menarik nona..eeh tau tau malah saya salah narik orang...sekali lagi maafkan liefey non?"ucapnya ketakutan.
Aku menepuk jidatku sendiri.
" Dasar ceroboh..terus kok tau aku di sini?!"
" Saya tanya para warga,dan di beritahu kalau nona muda shien di bawa oleh penunggang kuda yg menolongnya...hiks..hiks..saya takut nona shien di culik,untuk itu saya berlari mengejar kesini?!" Ucapnya sambil menangis ketakutan.
Aku jadi tak tega dan mencoba menenangkannya.
" Sudah sudah...jangan ikutan nangis lagi..aku gak nyalahkan kamu.,lagian paman itu sangat baik kok!..dan ingat,jangan pernah lepaskan tanganmu lagi,,Udah ayo pulang sebelum ibuku marah!!." Ajakku kemudian.
*************
Aku menajamkan pendengaranku saat ku dengar suara cambukan rotan dan teriakan kesakitan seseorang.
Buru buru aku keluar dari kamarku dan berjalan ke arah suara yg semakin lama semakin terdengar jelas.
"Cetar!!.. cetar!!..cetar!!"
" Am..ampun nona!..ampun nona!! Sakhiit!"
Suara kesakitan seseorang membuatku diam membeku.
" Lipe!!... Kenapa dia!?" Gumamku.
Dan semakin mempercepat langkahku menuju sumber suara yg aku tau benar itu suara lipe pelayanku, yg sepertinya sedang di cambuk, dan yg mengaduh kesakitan.
Dan benar juga..pelayanku itu sedang menahan sakit akibat di cambuk oleh sepupu tarie dengan brutal.
Aku berlari dan menangkap tangan sepupu shintarie yg hendak mencambuk lipe.
" Hentikan!!!....apa yg kau lakukan hah!!" Bentakku marah.
Membuat sepupu tarie kaget,lebih lebih para pelayan yg hanya terdiam dari tadi menyaksikan penyiksaan lipe ikutan kaget.
"Katakan!!..apa kesalahannya hingga kau siksa lipee!!?" Bentakku lagi.Lalu mengibaskan tangannya dengan kasar.
Sehingga rotan yg ada di genggamannya terjatuh ke lantai.Kulihat sepupu shientari sedikit oleng dan kesakitan akibat ulahku yg mencengkeram pergelangan tangannya terlalu keras.
Terbukti ada bekas merah di lengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENDADAK JADI PUTRI BANGSAWAN.
FantasyBagai di samber gledek di siang bolong. tepat di usiaku yg baru saja menginjak angka 17 Tahun. ke dua orang tuaku sudah menginginkan aku segera Bertunangan dengan sang pewaris tunggal , atau putra satu satunya sang bos pemilik perusahaan tempat papa...