Aku nggeloyor pergi ke kamar mandi dengan senyumku yg mengembang.
Tak ku hiraukan wajah heran lipe yg mendadak bingung dengan perubahan sikapku yg kembali ceria.
Tidak frustasi seperti tadi.****
Semenjak mengetaui identitas paman baju putih yg ternyata adalah pangeran Young Shan, tunanganku sendiri.
Aku menjadi sangat takut dan malu untuk bertemu dengannya.Berusaha menghindar jika kebetulan bertemu atau berpapasan.
Aku memilih berlari dan bersembunyi jika kebetulan sedang berpapasan dengannya.
Entahlah..
Yg jelas aku tak mempunyai keberanian untuk bertemu langsung dengannya.
Aku tak tau harus ngomong apa setelah tau dia adalah tunanganku.
Mencintainya??..dan menerimanya sebagai tunanganku??...entahlah aku tak tau.
Aku ini Naura..bukan putri Shien zeyra yg asli.
Lantas..kenapa hatiku berdebar debar setelah mengetaui dia adalah tunangan putri Shien zeyra,yg sekarang akulah si putri Shien zeyra itu.
Apakah aku mulai menyukai paman baju putih itu.
Pria yg telah mencuri ciuman pertamaku.
Aku kudu ottoke.
*****
Hari ini aku bersama sepupuku Shintarie,mengikuti kelas para putri bangsawan.Sejak aku hijrah ke dinasti jeseon ini.
Ini adalah kali pertama aku mengikuti pelajaran sastraku bersama para pelajar lainya yg rata rata adalah para putri bangsawan.Ku lihat deretan putri putri cantik yg mempunyai kulit putih bersih bak batu pualam.
Bersikap anggun nan elegant.
Dengan baju baju mereka yg berwarna warni indah membalut tubuh mereka.
Hingga mereka terlihat begitu sangat cantik dan mempesona.Ku lirik sepupuku shintarie yg sedang fokus dengan buku yg lumayan tebal di depannya...buku berisi pantun dan puisi indah dengan tulisan Hangul yg tak ku mengerti arti dan maknanya.
Rupanya bukan sepupu shintarie saja yg lagi fokus dengan buku tebal di depannya,melainkan semua putri bangsawan yg ada di aula itu.
Aula yg sangat besar, yg sepertinya memang khusus untuk sekolah para putri bangsawan.
Yg mana sekolahan khusus untuk orang orang kaya,atau hanya putri putri bangsawan yg boleh masuk kesana.
Aku celinguk'an..bingung sendiri,bagaimana tidak bingung jika mengetaui buku yg ku pegang isinya huruf huruf Hangeul kuno semua,dan parahnya aku tak mengerti sama sekali.
Jangankan huruf Hangeul..huruf Jawa saja aku tak mengerti.apalagi huruf Hangeul seperti ini..tambah parah tak mengertinya.
Menyesal dulu aku selalu bolos jika ada pelajaran macam ini..pelajaran yg memang paling aku hindari,karena saking susahnya.
Seorang laki laki berumur 50 tahunan dengan jenggot warna putih dan berpakaian ala guru besar pun datang.
Pria tua itu melangkah ke arah depan kelas kami.
Rupanya beliau memang guru besar kami.
Beliau duduk diam sambil mengawasi satu persatu para muridnya.Pandanganya berhenti padaku.aku menundukkan kepalaku memberinya hormat.
Beliau membalas hormatku dengan angguk'an kepalanya,walau itu nampak terlihat samar.
Dengan mengusap usap jenggotnya yg panjang..beliau memberikan pelajaran tentang sastra dan puisi kuno,juga tentang bersikap santun dalam menjalani kehidupan menjadi putri seorang bangsawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENDADAK JADI PUTRI BANGSAWAN.
FantasyBagai di samber gledek di siang bolong. tepat di usiaku yg baru saja menginjak angka 17 Tahun. ke dua orang tuaku sudah menginginkan aku segera Bertunangan dengan sang pewaris tunggal , atau putra satu satunya sang bos pemilik perusahaan tempat papa...