"Woah... Papa bersih-bersih!" Jerit Hermione ketika melihat Draco melafalkan beberapa mantra sambil melambaikan tongkatnya. Buku-buku yang berserakan dilantai kembali ketempat nya, sapu bergerak membersihkan lantai serta membuang pecahan kaca. Sekarang jauh terlihat lebih baik.
"Sekarang kau keluar masuk semaunya yah." Sindir Draco.
"Hehe."
"Kau kira aku melakukannya karena mau? Aku mencari buku mu itu tahu!"
Draco kemudian bolak-balik mengatur ini itu di mejanya. Hermione menontonnya sambil duduk di atas meja. "Kenapa tidak pergi main saja?"
"Papa gugup yah karena ku pandangi?" Celetuk Hermione mulai kurang ajar. Tanpa menyahut Draco hanya memandang sekilas dengan tatapan yang seolah bicara 'diam saja'.
Theo lalu mengetuk pintu sambil membawa sebuah kotak kecil dengan banyak ukiran diatasnya. Pria itu tersenyum begitu melihat Hermione, kemudian dia memberikan kotaknya "selamat ulang tahun, Lady." Ujarnya.
Hermione mengerjap-ngerjapkan matanya berkali-kali. Ia ingat betul bahwa hari ini bukan 19 September, namun disaat yang sama sepertinya ia juga teringat bahwa tanggal lahirnya yang sekarang sudah berubah. Pada dasarnya dia juga lupa kapan ulang tahunnya yang baru karena tidak ada yang pernah merayakan hari penuh tragedi dimana nyonya rumah ini meninggal dihari yang sama.
"Terima kasih, Uncle!" Sahut Hermione cepat, meskipun Theo malah menggeleng.
"Oh... Ini dari ayah mu." Ujarnya sembari melirik Draco dari sudut mata. Hermione melakukan hal yang sama, tidak menduga.
Draco tak menyahut apapun sebelum Hermione buka mulut sekali lagi. "Terima kasih, Papa!"
Draco hanya membelakangi Theo sekaligus Hermione berpura-pura sibuk dengan apa yang dia lalukan. Entah reaksi macam apa yang terlukis diwajahnya.
"Buka lah." Ujar Theo.
Tangan kecil gadis itu lalu pelan-pelan membuka kotak yang sudah seperti kotak harta. Ternyata didalamnya ada sebuah kunci, tak tahu apa maksudnya Hermione memandang Theo.
"Itu kunci Perpustakaan... Perpustakaan pribadi hanya untuk mu."
Mata Hermione melebar mendengar itu, ia tanpa sadar melompat kearah Draco, memeluk dan mencium pipi nya. "Astaga! Terima kasih, Malfoy!" Teriaknya.
Tak bisa fokus pada 'malfoy' yang Hermione sebutkan, Draco justru melotot bingung sambil memegang pipinya seolah mencerna apa yang baru saja terjadi. Theo hanya bisa terkikik geli sambil undur diri.
Dihari yang sama, Keluarga Potter mengirimkan Hermione seekor kucing berwarna orange. Draco kelihatan kesal sekali, "Benda menjijikan begini bagaimana bisa dijadikan hadiah ulang tahun." Celetuknya.
Memang jika dibandingkan dengan membangun sebuah perpustakaan pribadi kucing ini bukan apa-apa. Tapi Hermione kelihatan senang sekali, mungkin karena kucing itu agak mirip dengan Crookshanks.
2 hari setelahnya, Hermione mengunjungi rumah Potter dengan alasan bertemu Lily. Ginny bahkan memanggang kue dan membiarkan Hermione meniup lilin. "Rupanya Ayah mu lumayan pelit.. dia bahkan tidak memberi kue ulangtahun dan lilin." Sindir Harry.
Draco yang sedang menyesap teh itu memandang Harry sinis, "untuk apa meniup lilin dan mengatakan harapan didalam hati kalau apapun yang dia ucapkan akan aku kabulkan." Jawaban yang luar biasa sombong itu membuat Ginny dan Harry tertawa hambar.
"Mione... Mione... Ayo main dihalaman."ajak Lily sambil menarik Hermione. Hermione akhirnya menghabiskan hampir setengah harinya dengan menemani Lily bermain ala anak perempuan. Sebenarnya itu agak membosankan, hanya saja dia tidak akan bisa keluar jika bilang 'ingin main dengan Harry'.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly, I Became A Malfoy
FanfictionMengulang tahun ke 7 di Hogwarts itu biasa, tapi bagaimana kalau Aku mengulang ke 7 tahun di Hogwarts? Apa Merlin sebenci itu dengan ku? Maksudku, aku bahkan pahlawan perang. Tapi sekarang aku memanggil anak 8 tahun dengan Kakak, memanggil Ferret pi...