5 - rabun, barang palsu atau kau yang berbohong

2.1K 309 19
                                    

Hermione dapat merasakan hangat sekujur tubuhnya, ia juga dapat mencium bau sup yang sedap.

"Apa Ini surga? Apa aku mati lagi?"

Beberapa saat gadis itu perlu memproses apa yang sedang terjadi hingga ia mendengar suara yang familiar.

"Kalian bilang dia baik-baik saja, tapi kenapa belum bangun juga? Ini sudah 3 hari loh!"

"Sabar, Tuan... Saya yakin Lady akan sadar sebentar lagi."

"Tunggu... Ini bukan surga."

Hermione membuka matanya dan yang ia lihat adalah atap-atap kamarnya. Tak luput matanya melihat Scorpius yang berdiri dengan seorang Pria tua disampingnya. Begitu melihat Hermione sudah sadar Raut wajah Scorpius seketika berubah riang. "Mione!" Ujarnya.

Ia segera memeluk Hermione. Meski ia demikian bersemangat, Hermione justru sebaliknya.

"Bagaimana yah mengartikan kondisi saat ini?"

"Terima kasih, Merlin!" Ujar Scorpius dengan ingus yang menempel dipundak Hermione.

Hermione masih perlu waktu untuk memahami sesuatu, hingga mulutnya akhirnya mengeluarkan suara kecil. "Apa yang terjadi? Bagaimana aku bisa disini?"

"Dad menyelamatkan mu! Tentu saja!" Sahut Scorpius sambil me lap hidungnya dengan baju yang ia pakai. "Bagaimana bisa kau nyaris berakhir dimakan Blumbhie ! Mereka itu Lintah yang menyamar menjadi lumpur! Kau pasti sudah di surga jika Dad tidak disana?"

"Malfoy? Menyelamatkan ku? Kau bercanda. Haha... Dia hanya menonton ku beberapa saat yang lalu."

"Kau harus berterima kasih padanya, Mione!" Entah bagaimana Scorpius terlihat senang sekali, dia memang seolah selalu memiliki misi mendekatkan Hermione dengan Draco.

*

Masih berkutat dengan pikiran demi pikirannya. Tapi Hermione tak menemukan jawaban atas "benci" dan juga "Tak benci" dari seorang Draco Malfoy. Tak benci belum berarti suka, hanya saja setidaknya ia juga tak membiarkan Hermione mati.

"Apa ini yang namanya kasih sayang seorang Ayah? Meski ingin membunuh tapi dia tidak ingin aku mati?" Ya ya, Hermione masih tak mengerti. Malam sudah larut, ia mengintip dari jendela kamarnya kepada mansion yang ditempati Malfoy. "Benci atau tidak, setidaknya pilihlah salah satu."

***

"Boleh yah, dad?" Scorpius menatap Draco dengan berbinar, sebelah tangannya menggenggam tangan Hermione erat. Kini ia tengah berjuang mengajak Hermione ikut pada tea time nya dengan Draco.

Ayah 2 anak itu memandang keduanya tanpa ekspresi. "Nott... Suruh pelayanan Siapkan Teh nya."

"Segera." Sahut Theo lalu pergi dari tempat itu. Wajah Scorpius senang sekali. Sedang Hermione justru memasang wajah yang seolah berkata 'Sedang - apa - aku - disini - ?'

***
"Dad.. dad.. sebentar lagi aku akan masuk Hogwarts. Apa kau akan membelikan ku burung hantu?" Tanya Scorpius.

"Haha, kau tak perlu menanyakannya Scorp, maksud ku... Kau minta 1 batalion burung hantu pun ayahmu mampu membelikannya." Pikir Hermione.

Draco diam sebentar, "siapa bilang aku akan membiarkanmu ke Hogwarts?"

"Dad!" Scorpius berdiri dan menggebrak meja.

"Jaga manner mu, nak. Lagipula Hogwarts tidak sebagus itu, mereka akan memuliakan anak-anak para pahlawan perang dan mungkin menindasmu... "

"Tapi dad juga pahlawan! Aku tahu kau melempar Tongkat untuk Ha..."

"Tidak ada pahlawan dengan lambang kematian... Ditambah Kakek mu adalah abdi paling mulia dark lord. Mustahil mereka membuka tangan dan mengatakan selamat sambil tersenyum... Setidaknya jika aku berada di posisi mereka aku juga ak..."

Suddenly, I Became A MalfoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang