Seperti tenggelam pada buaian tak dikenal, entah kenapa rasanya tak terasa asing. Suara lembut yang melantunkan lagu pengantar tidur membuatku semakin mengantuk.
Tangan yang halus, belaian yang hati-hati. Aku hampir terlelap pada pangkuan yang tak ku ketahui siapa pemiliknya.
Hermione mengambil posisi duduk yang terburu-buru dan menatap wanita itu. "Astoria??"
"Begitukah caramu memanggil Ibumu?"
"Kau bukan Ibuku."
Hermione bisa melihat senyuman tulusnya, dan ia jujur saat memikirkan bahwa itu semua terasa aneh.
Anak itu melihat sekeliling, di tempat itu hanya ada putih. Putih yang bersih dan tanpa ujung.
"Bukankah tidak adil, kau bisa memanggil Suamiku 'Papa' tapi tidak bisa menganggapku 'Ibu' ? Aku orang yang melahirkanmu, orang yang memberikanmu nama itu."
Hermione menegak ludah. "Ini... Tidak seperti itu."
"Hermione... Kau mengenali dirimu sendiri, kan? Tapi apa kau tahu alasanmu ada di sini?"
"Di sini, bersamamu? Atau di sini, ketika aku tiba-tiba menjadi seorang Malfoy?"
"Keduanya."
Hermione menatap Astoria, wajahnya terlihat tenang. Tangan putihnya menggapai wajah Hermione. "Terima kasih karena telah menyelamatkan keluargaku, teruslah lindungi mereka, Hermione Granger, tidak-- Hermione Malfoy."
****
Hermione membuka mata, ia tak ingat apa yang terjadi dan tak terlalu ingat juga alasan kenapa ia bisa sampai di asramanya. Lily ada di samping kasurnya, menatapnya sambil gigit jari.
Hermione menggerang.
Menyadari kesadaran sahabatnya itu telah datang, Lily segera bangun dari kekhawatirannya.
"Apa yang terjadi?"
Pertanyaan itu membuat Lily terdiam sepersekian detik. "Itu... Juga pertanyaanku. Professor Long-- tidak, Ayahmu mengantarmu kemari dan memintaku menjagamu agar tidak ke mana-mana. Dia mengunci pintunya."
Hermione memegangi kepalanya, samar-samar ia ingat tentang Menara Astronomi, ada ledakan dan-- apa selanjutnya?
"Ah, aku berdebat dengan Malfoy karena ingin mengecek situasi. Dia melarangku dan membaca entah mantra apa."
"Kau baik-baik saja?" Tanya Lily.
Hermione mengangguk.
"Bombarda!" Pintu asrama tiba-tiba meledak. Lorcan menyimpan tongkatnya.
Di belakangnya Lysander langsung menerobos masuk. "Kenapa kalian masih di sini?!"
"Huh?"
"Ayahmu ketahuan!" Teriak Lorcan.
Hermione langsung melotot dan berlari keluar. Lily mengejarnya di belakang dan berhenti sebentar untuk menghadap si kembar.
"Terima kasih sudah meledakkan pintunya, aku berniat melakukannya jika kalian tidak."
"Kami terbiasa dengan detensi bersama."
****
Dengan nafas terputus-putus, Hermione tiba di depan pintu ruangan Kepala Sekolah. Ia tak terlalu yakin apa yang harus ia lakukan di sana atau ekspresi macam apa yang harus ia pasang saat bertemu Ayahnya, tapi Hermione hanya ingin melihatnya. Melihat wajah itu.
Ia mengacungkan tongkat, berniat meledakkan pintu Professor Mcgonagalla seperti yang barusan Lorcan lakukan, meskipun detik berikutnya orang yang ia cari telah berdiri di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly, I Became A Malfoy
FanfictionMengulang tahun ke 7 di Hogwarts itu biasa, tapi bagaimana kalau Aku mengulang ke 7 tahun di Hogwarts? Apa Merlin sebenci itu dengan ku? Maksudku, aku bahkan pahlawan perang. Tapi sekarang aku memanggil anak 8 tahun dengan Kakak, memanggil Ferret pi...