"..Ry."
"Harry."
Harry segera sadar dari lamunannya. Ginny sebenarnya mengatakan pada suami nya kalau makan malam sudah siap, tapi Pria itu hanya duduk dimeja kerjanya dengan tatapan menerawang. "Apa ada masalah?"
Harry hanya diam, "... Kau jadi sering melamun setelah dari Rumah Malfoy kemarin, kalian bertengkar?"
"Tentu kami bertengkar, tapi.. bukan itu masalahnya."
Ginny melambaikan tongkat sekali, guna merapikan ruangan itu. "...lalu?"
"Apa kau tahu kalau Malfoy punya anak perempuan?"
Ginny nampak berpikir, "aku pernah dengar kalau istrinya hamil anak kedua dan meninggal saat melahirkan, tapi aku tidak tahu apa anak itu selamat atau tidak."
"Anak itu.. mirip Mione."
Ginny segera melotot, "Apa katamu?Mirip Mione?Hermione Granger?"
Harry segera memberi isyarat agar istrinya tak bicara keras-keras, "Sssttt... Mereka sangat mirip, aku bahkan tak yakin ada perbedaan."
"Kau tahu apa yang kau bicarakan kan, Harry?"
"Aku tahu ini gila... Maksud ku, jika saja Ferret itu punya time Turner dan Scorpius sungguh anak Voldemort maka.. mungkin saja, anak perempuan itu... Dan mungkin saja Hermione..."
Ginny melotot pada suaminya, ia memandang tak percaya, "i..itu mustahil... Maksud ku kita sedang bicara tentang Draco Malfoy dan Hermione Granger! Aku tahu kau masih tak menerima kematiannya, tapi mereka bahkan tak pernah saling melirik.."
"Kalau begitu Kau pasti tidak tahu ini." Sahut Harry dengan nada suara lebih rendah.
Ginny menunggu lanjutan yang akan dikatakan oleh Harry. Detik jam terdengar diantara mereka saking hening nya. "Draco Malfoy... Mencintai Hermione Granger, sejak awal.. hingga akhir."
Ginny justru tertawa. "Ha.. haa itu lucu Harry, berhenti bercanda.." Ginny memandang Harry lebih dalam tak ada tanda-tanda kalau itu adalah kebohongan. Tatapan Pria berkacamata itu sangat serius, "D..dari mana kau mendengar Rumor tak beralasan itu?"
Harry menadang Ginny dengan tatapan sedih, "Ceritanya cukup panjang, tapi itu sungguh terjadi... Malfoy selalu... Memperhatikan, menjaga dan melindungi Hermione dari tempat yang tak bisa dilihat... Ron tahu betul. "
Ginny mengigit bibir bawahnya, cerita macam apa itu? Ia bahkan tak pernah mendengar sedikitpun hal tentang itu. Hingga Ginny terdiam sesaat.
"Sebentar.."
Ia teringat sesuatu.
"... Cincin itu." Ginny memandang Harry tidak percaya.
***
Draco lagi-lagi merebahkan tubuhnya ditempat yang tak seharusnya, ia meletakan raganya diatas lantai yang dingin. Kemudian menengadah pada langit-langit, disana ada 2 buah cincin yang ia pakai. 1 dijari manis dan satunya di jari kelingking karena ukurnya sudah tak pas.
Ia memandangi kedua cincin itu dengan tatapan dingin. Kini tanganya menutup matanya, terdengar tawa hampa. "Haha.. selalu saja seperti ini."
Disamping Draco ada sebuah buku yang terbuka lebar, "ini sudah bukan ramuan atau sekedar Black magic... " Suara seraknya terdengar, ".. kumohon... kembalilah."
***
"Dad... Lihat ini, Aku menemukan Jurnal Secret Of Merlin edisi 77 dari uncle Theo!" Ujar Scorpius sembari membawa sebuah buku dipelukannya, kini mereka berdua sedang duduk ditaman manor. Hal ini bukan tanpa alasan, tapi dokter menyarankan Draco berjemur setidaknya 2 jam sehari jika tidak ingin menjadi zombi dengan kulit pucat dan urat-urat yang kelihatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly, I Became A Malfoy
FanfictionMengulang tahun ke 7 di Hogwarts itu biasa, tapi bagaimana kalau Aku mengulang ke 7 tahun di Hogwarts? Apa Merlin sebenci itu dengan ku? Maksudku, aku bahkan pahlawan perang. Tapi sekarang aku memanggil anak 8 tahun dengan Kakak, memanggil Ferret pi...