8 - Rumah

2.4K 336 109
                                    

Hermione sebenarnya tak terlalu yakin tentang apa saja yang telah terjadi beberapa tahun belakangan. Tepatnya mungkin karena tubuhnya menyusut membuat sel-sel otaknya ikut berkurang dan mudah melupakan banyak hal. Seperti yang pernah Draco katakan sebelumnya 'anak-anak itu mudah lupa.'

Padahal satu-satunya hal yang ingin Hermione ingat saat ini adalah tentang sejak kapan ia berhenti untuk  berusaha kabur dari Manor?

"Aku juga sudah tidak punya tempat untuk pergi sih." Gumamnya tanpa sadar, membuat Draco yang sedang meramu sesuatu meliriknya dari sudut mata.

"Pergi?" Tanya Draco otomatis membuat Hermione kaget dan menggeleng beberapa kali.

"Eh? Tidak kok..."

Draco berhenti dari aktifitas nya, menatap Hermione yang duduk di meja dengan curiga. "Sebelumnya, ada beberapa penjaga yang melaporkan padaku kalau sering ada lubang misterius yang sengaja di gali dari arah dalam keluar... " Mendengar itu Hermione langsung merasa dingin dan pucat. "... Tapi sekarang dia berhenti. Kau tahu kenapa?"

Hermione menggeleng. "Karena sepertinya dia sudah mati..." Sahut Draco membuat Hermione kebingungan apa maksudnya. "... Ada satu kutukan di manor ini, dimana siapapun yang berusaha kabur secara paksa akan tercabik menjadi 7 bagian."

Otomatis seluruh bulu kuduk Hermione berdiri. Setengah bersyukur ia selalu gagal, dan setengah lagi menyadari bahwa Draco pasti sudah gila!

Meski kalah dipikir lagi, sebenarnya itu cara yang sangat ampuh dan efisien untuk menangkap penjahat. Lagipula jika dipikir lagi siapa juga orang baik-baik yang berusaha kabur dengan menggali lubang? Kasus Hermione jelas spesial.

***

Tepat di bulan Desember, Hermione memaksa Draco untuk pergi ke Hogsmeade bersamannya. Meski terlihat ogah, tapi begitu Hermione bilang akan minta temani Theo, dengan wajah tak ikhlas ia bangkit dan mengambil jubahnya. Dan bilang "yasudah, mau bagaimana lagi?"

Suasana natal terasa kental dengan hiasan khas dimana-mana. Ditambah lampu-lampu yang tak biasanya ada kini berkilauan di setiap sudut bangunan tua bertembok batu yang ramai itu. Sudah lama sekali Hermione tidak kemari dan ribuan perbedaan ada dimana-mana.

Hogsmeade yang dulunya ia pernah datangi kini terlihat lebih besar. Entah karena memang wilayahnya meluas atau hanya karena tubuhnya mengecil. Ada beberapa toko baru dan ada juga beberapa toko lama yang sudah digantikan, contohnya toko Ollivander kini digantikan dengan Marcello dikarenakan Pria tua itu sudah tutup usia, meski yang dijual masih sama yaitu tongkat sihir, tapi ornamen di toko itu terlihat lebih modern, segar dan hangat.

Toko lelucon Weasley rupanya tetap berdiri ditempat yang sama meskipun  pengelolanya berbeda, George memilih melanjutkan bisnis bersama istrinya, Angelina. Hermione sebenarnya masih tak merasa benar ketika melihat George berjalan seorang diri, seperti sekarang ini. Pria berambut merah itu menggenggam beberapa tas kertas sambil memakai topi dan janggot santa clause, George lalu berhenti begitu melihat Hermione dan Draco yang sedang berpegangan tangan.

"Jangan dekat-dekat, Weasley." Ujar Draco.

"Ho ho, tenang Malfoy... Aku hanya berniat memberikan beberapa hadiah kecil untuk nona manis ini." Ujarnya sambil berjongkok menatap Hermione dan merogoh-rohoh sesuatu dari tas kertasnya. "Yang ini... Hmm.. bukan.. mungkin ini? Tidak tidak.. ini bisa membuat wajah nya menjadi hijau, ah ini saja." Ia menyodorkan sebuah kotak kecil dengan pita berwarna ungu.

Tapi belum Hermione sempat menerimanya, Draco sudah mengambilnya lebih dulu. "Akan ku periksa benda aneh ini."

George tertawa renyah dan menatap Hermione lagi. "sepertinya nama adalah Do'a, ya kan Malfoy?"

Suddenly, I Became A MalfoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang