22 - Pahlawan

889 117 22
                                    

"Good morning, Princess!"

Teriakan itu membuat Hermione berhenti meringkuk dan mulai berusaha membuka mata. Ia melihat sekeliling dan menyadari cahaya matahari yang merayap dari luar jendela.

ASTAGA!

Hermione melompat dari tempat tidur dan segera duduk sambil memegang bahu Scorpius. "APA KITA KALAH??"

"Relaxe, My Lady. Kita punya banyak brangkas berisi karung uang, 100 Galeon itu tidak ada harganya."

Penjelasan Scorpius tentu tak membuat Hermione tenang. Sang Kakak menyentil jidat Hermione dan tertawa. "Scamander bersaudara yang berhasil dapat suratnya di pojokan ruang ramuan Dad. Sepertinya surat itu tidak sepenting yang kau kira dan kita tak akan punya Mama baru."

"Maksudmu?"

Scorpius menghela nafas. "Itu hanya surat dari Gringot yang meminta Dad menambah brangkas besinya. Mereka selalu mengirimi itu setiap bulan karena memang uang Dad selalu overload."

"Hanya karena itu? Kenapa Dad tidak langsung membeli 100 brangkas?"

"Nampaknya ada peraturan yang mengatur bahwa Penyihir hanya boleh menambah brangkasnya saat brangkas yang ada sudah terlalu penuh."

Berapakalipun Hermione memikirkannya itu masih tak terasa masuk akal.

"Ayolah, Mione. Dad tentu saja sangat sensitif tentang itu dan tidak akan senang jika ada orang yang membaca suratnya. Meski tak menunjukkan nya, dia itu sangat suka dengan uang."

Tentu saja alasan itu masih janggal.

Hermione mendorong Scorpius dan bangkit dari tempat tidur untuk berjalan menuju arah kamar mandi. "Ngomong-ngomong, Orphy. Bisa kau membantuku?"

"Membantu man—!"

Sebuah bantal menghantam kepala Scorpius Malfoy hingga anak lelaki itu terhuyung dan jaruh ke lantai.

****

Scorpius terus menggerutu di sepanjang koridor, bukan karena masalah ditolak membantu mandi, tapi ia benci bantuan yang Hermione ingin dia lakukan.

Anak pirang itu membuka pintu pualam yang di cat putih, puluhan—ratusan pakaian yang disusun rapi memenuhi pandangannya . Semuanya disusun sesuai dengan model dan jenis untuk setiap musim. Scorpius menghela nafas dan menjalarkan tangannya pada salah satu rak.

"Lily bilang dia lupa bawa baju ganti, bisa kau ambilkan beberapa pakaianku untuknya?"

"Kenapa aku harus melakukan ini, sih?" Ia mengeluh sambil mengambil sebuah sweater rajut.

Beberapa detik pencarian, Scropius kemudian tersenyum jahil. "Apa kuberi baju yang paling norak saja, yah?"

Dengan ide itu, ia mulai memburu pakaian pada setiap rak. Mengecek semuanya dengan hati-hati dan memastikan untuk memberi pakaian terburuk yang Hermione miliki.

Meski setelah 30 menit pencarian...

"Mustahil, mustahil ada baju yang norak kalau semuanya adalah pilihanku dan Dad!"

Tentu saja semua pakaian yang Hermione miliki adalah pakaian dengan model terbaru dan bahan terbaik, semuanya berasal dari perancang terkenal atau toko baju terkemuka.

Anak lelaki itu menyerah dan berniat membanting salah satu rok meskipun batal ketika ingat kalau itu adalah milik adiknya. Scorpius mengembalikan rok ke dalam laci dan mengelusnya dengan sayang.

***

"Apa ini?"

"Pakai saja sebelum aku berubah pikiran," sahut Scorpius sambil memberikan set lengkap pakaiannya sendiri pada Lily. Sebuah sweater krem dengan kaos lengan pendek dan sepotong celana jeans panjang.

Suddenly, I Became A MalfoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang