27.

1K 50 19
                                    

Keluarnya Cio dari kelas bersamaannya datang Gavin, lelaki itu dengan sigap mencekal lengan Cio agar ia bisa menjelaskan secara detail.

"Tunggu!" Cegah Gavin, Cio memutar bola matanya malas dan sebisa mungkin untuk tidak melihat wajah Gavin "Apaan sih?!" Ketus cio

Aliya dan Gadis sama-sama terdiam, mereka tidak mengetahui inti permasalahan antara pasutri ini, Cio sudah mengkode melalui tangan dibelakang punggungnya agar kedua temannya ini pergi dari sana.

"Hm... kita pamit kelapangan duluan ya Ci,Vin" ucap Gadis lalu pergi dari sana, diikuti oleh Aliya.

Gavin tak menghiraukannya, ia masih mencekal tangan Cio, agar wanita itu tak bisa kemana-mana.

"Apaan sih, lepas! Gausah pegang-pegang, gaenak diliat yang lain!" Alibi Cio, walaupun sebenarnya didalam hati ia berdoa, agar Gavin tak melepaskan pegangannya.

"Gak, sebelum lo dengerin gue!" Final Gavin

"Apaan sih, apa yang harus gue denger hah ?! Kalo emang lo suka, yaudah terserah. Toh, kita juga dijodohin, bukan atas dasar sama-sama suka atau cinta."

Bodoh, Cio bodoh. Ngapain lo ngomong gitu bego ?! Kan ketauan cemburunya!!!~ Cio

"Dengerin dulu kenapa sih ?! Lo tuh susah ya buat diajak rubahnya, bisa ga nurut sama gue ?!"

"Gue ga minta lo buat rubah sikap gue, kalo emang lo gasuka yaudah gausah diambil pusing, cerai aja. Cari yang lain, yang bisa nurutin kemauan lo, yang bisa dengerin lo." Ucap Cio sambil menghempaskan lengan Gavin, lalu berjalan pergi. Cio kalah cepat, lagi-lagi Gavin berhasil menarik lengan Cio, dan menyeret wanita itu pergi ke suatu tempat.

•••

Kedua teman Gavin sibuk mencari lelaki itu, siapa lagi kalo bukan Arion dan Alvaro, sebab ini bagian mereka tampil diatas panggung.

"Si Gavin mana sih ?!" Kesal Alvaro

"Ya kalo gue tau juga, udah gue samperin Al, bego lo!"

"Bacot, terus gimana nih ?! Ini kan bagian kita yang tampil, Udinn!!"

"Ya gimana ? Gue juga bingung, lo jangan cuma ngomong doang, bantuin mikir kek!"

"Oke, kita mikir dulu!"

Mereka berdua sama-sama berpikir, bagaimana caranya agar mereka bisa tampil dengan lengkap, diatas panggung sana, nama mereka telah dipanggil oleh Mc.

"Lalu untuk penampilan yang selanjutnya, kita panggilkan Trio Buaya yang diidamkan para wanita. Yaitu, Gavin, Arion, dan Alvaro. Tepuk tangannya manaa ?!" Ucap Mc girang

"WOOOOOOO....." teriakan histeris dari fans mereka bertiga

"JODOH GUE TAMPILL!!!"

"GILAA, GA NYANGKA KA GAVIN BAKALAN TAMPIL!!!"

Seperti itulah teriakan histeris para penonton, tapi sampai saat ini baik Alvaro, dan Arion belum menemukan jalan keluarnya.

"Gimana nih ?" Tanya Arion bingung

Alvaro tampak berpikir...

"AHA, GUE TAU!"

"Apa ?"

Alvaro tampak membisikan sesuatu ke telinga Arion, setelah dirasa mengerti mereka menganggukan kepalanya, dan mendekat ke panggung untuk menemui Mc.

•••

Gavin membawa Cio ke Rooftof agar mereka bisa membicarakan hal ini dengan baik.

"Lepas ga ?! Sakit tau!" Keluh Cio

"Oke!" Gavin menghempaskan lengan Cio, wanita itu memeluk tangannya dan memandangnya dengan prihatin, lengannya memerah.

"Gue mau lo jangan asal ambil keputusan gitu, bunda lo udah nitipin sama gue, gue gabisa lepas tanggung jawab gitu aja!" Kali ini Gavin yang berbicara, Cio membuang muka rasanya malas sekali jika berhadapan dengan lelaki ini.

"Liat muka gue!"

"Apaan sih? Mau ngomong ? Ya ngomong aja, gue denger!"

"Rubah dari hal-hal kecil aja lo gabisa, orang lagi ngomong,lo malah liatin yang lain. Ga sopan, ga ngehargain lawan bicara!"

"OKE FINE! APA ? HAH ?" Cio menyerah, ia muak.

"Gue mau lo jangan salah paham dulu sama apa yang lo liat tadi, itu bener-bener diluar ken..."

"Sstttt..." Cio meletakkan jari telunjuknya di bibir Gavin, lalu tersenyum remeh "Ga salah lo ? Jangan salah paham dulu ? Gila ya lo, jelas-jelas lo pelukan depan mata gue, lo bilang JANGAN SALAH PAHAM DULU ?!"

"GUE BELUM SELESAI NGOMONG, BISA DIEM DULU GA SIH ?!" Bentak Gavin, Cio diam memandang, Gavin sudah tak bisa menahan emosinya lagi.

"GUE SAMA TU CEWE GA ADA HUBUNGAN APA-APA, DIA SUKA SAMA GUE CI, DIA MELUK GUE KARNA DIA MAKSA. GUE JUGA GATAU SAMA APA YANG DIA LAKUIN, GUE UDAH NGEHINDAR, TAPI DIA NGEJAR-NGEJAR GUE TERUS!" Ucap Gavin dengan nafas yang terengah-engah.

Selama Gavin berbicara dengan sedikit berteriak, membuat nyali Cio sedikit menciut, ia mengedipkan matanya berkali-kali saat Gavin bicara.

Gavin yang sadar setelah hal yang ia lakukan tadi adalah perbuatan bodoh, ia langsung meminta maaf pada Cio.

"Maaf..." Ucap penyesalan Gavin

Cio diam, memandang sepatu yang dikenakannya dan berusaha membendung air matanya agar tak jatuh, Gavin menarik nafasnya lalu memeluk erat wanita didepannya itu.

"Maaf, gue minta maaf. Gue kelepasan, gue bener-bener nyesel."

•••

Bersambung...




•••

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ketos Is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang