Gavin mulai sibuk mengurus kegiatan pensi disekolahan,sehingga membuat cio harus pulang sendirian. Ntahlah wanita itu merasa kesal jika pulang sendiri,cio melangkahkan kakinya menuju gerbang sekolahan.
Tanpa disengaja cio bertemu erlan,lelaki itu tersenyum melihat cio,dan menyapanya.
"Hai!" Sapa erlan
"Eh,elo lan" kekeh cio
"Iya,mau balik?"
"Em,yaiya balik. Yakali mejeng dilampu merah,aneh-aneh aja lo"
"Yaudah kalo gitu,bareng yuk sama gue?"
Cio terdiam,tampak berpikir. Jika ia pulang sendiri,sayang sekali uangnya dipakai untuk ongkos. Jika bareng erlan? Oke,untuk kali ini saja.
"Oke!"
Erlan tersenyum penuh kemenangan,lelaki itu langsung bersemangat mengambil motornya. Lalu pergi menuju tempat tinggal cio,selama perjalanan tidak ada yang membuka suara sedikitpun.
Cio mengendus kesal,dari pulang sekolah ia sendiri sampai malam hari tiba. Gavin,lelaki itu belum juga pulang ke apartement,membuat cio bosan.
"Gavin kemana sih?! Lama banget,mana ujan lagi!" Keluh cio
Ia berdoa semoga malam ini hujan tidak disertai petir,sangat menyeramkan bukan? Tidak ada gavin,sendirian pula. Sangat disayangkan,keberuntungan tidak berpihak pada cio,hujan turun sangat besar disertai petir yang menggelegar. Wanita itu berupaya untuk tenang,dan tidak menangis.
Dilain tempat,gavin tengah berkumpul dengan para anggota osis,mempersiapkan semuanya. Ia berjalan keluar untuk melihat langit,sudah hujan besar disertai petir. Tiba-tiba gavin teringat cio,yang ketakutan jika keadaan seperti ini.
Tanpa basa-basi gavin langsung membubarkan semuanya,lalu mengambil tasnya dengan perasaan yang khawatir.
"Guys,kita akhiri sampe disini aja. Lanjut lagi besok,kalian balik setelah ujan berenti! Gue duluan!" Ucap gavin,dan diangguki oleh yang lainnya.
"Vin,aku nebeng yaa?" Pinta cintia
"Gue buru-buru!" Jawab gavin
Gavin melangkahkan kakinya keluar ruang osis,tapi cintia menahannya,dan kekeh untuk menebeng pada gavin.
"Vin,plis. Gue nebeng ya sama lo,gue takut banget." Alibi cintia
"Gue gabisa!"
"Plis vin,kali ini aja!"
Memang cintia selalu meminta untuk pulang bareng bersama gavin,tetapi lelaki itu selalu menolak.
"Gue bilang gabisa,ya gabisa! Ngerti gak si lo?!" Gavin menggelang pergi,tanpa menunggu ocehan cintia selanjutnya. Membuang-buang waktu saja,gavin hanya takut jika cio kenapa-napa.
•••
Gavin setengah berlari menuju apartemennya,dengan baju seragam yang basah. Ia tak peduli tatapan orang-orang sekitar,yang ia tuju hanya satu,melihat cio dengan keadaan baik-baik saja.
Setelah sampai didepan pintu apartemennya,gavin langsung masuk tanpa mengucapkan salam.
"CIO!" Teriak gavin
Gavin mendengar suara isak tangis dari arah kamarnya,lelaki itu langsung sigap menuju kamarnya. Setelah dibukanya pintu,terlihatlah cio yang sedang didalam selimut milik gavin.
"Cio"
"Gav-hiks..vin" isak cio
Cio langsung menyibakkan selimutnya,dan berlari ke arah gavin,memeluknya erat.
"Takut hikss..."
"Jangan takut,udah ada gue" ucap gavin menenangkan,lelaki itu membalas pelukan cio dan mengelus kepalanya lembut.
"Baju lo basah"
"Iya,gue kehujanan"
"Kenapa ga neduh?"
"Diluar hujan,ditambah petir. Gue takut lo ketakutan,makannya gue cepet-cepet pulang"
Cio terharu mendengar ucapan gavin,wanita itu melepaskan pelukannya dan memandang wajah gavin dengan keadaan muka yang memerah.
"Ganti bajunya!"
"Masih kangen,mau peluk lagii" rengek gavin
"Ganti,nanti lo sakit!"
"Ga-"
"GANTI GAVIN!"
"Iya-iya ganti"
Hujan sudah mulai mereda,gavin pergi menuju kamar mandi. Sedangkan cio membuat coklat panas,untuknya dan gavin.
•••
Sepertinya mereka sudah mulai menunjukan rasa masing-masing,gavin terus memikirkan cara bagaimana caranya bicara pada cio tentang kuliahnya diluar negeri.
Malam ini mereka berdua makan malam dengan sate padang,cio yang memesan melalui ojek online.
"Udah punya planning mau kuliah dimana?" Tanya gavin
"Em...belum tau sih,masih bingung. Lo?"
"Belum gue juga"
Cio hanya menganggukan kepalanya,dan melanjutkan makannya. Cio tengah rebahan dikasur empuknya,bersiap untuk tidur. Gavin berniat untuk tidur malam ini dikamar cio,ntahlah gavin hanya ingin tidur dengan cio.
Tanpa babibu lagi,gavin langsung masuk ke kamar cio dan merebahkan dirinya disebelah cio. Cio yang merasa terusik pun menggerutu kesal,dan langsung duduk melihat gavin dengan wajah datarnya.
Gavin hanya cengengesan melihat cio,lalu mencari posisi yang nyaman "gavin,lo apa-apaan sih?! Sana ah,tidur dikamar lo sendiri!" Kesal cio
"Plis...malem ini aja,gue pengen tidur sama istri gue" kekeh gavin
"Ah lo apaan si!"
"Sini!" Ucap gavin sambil menepuk nepuk kasurnya,menandakan cio harus rebahan disebelahnya. Cio mengikutinya,dan memandang langit kamarnya.
"Gimana hari ini?" Tanya cio
"Cape banget!" Jawab gavin
"Yaudah tidur"
•••
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketos Is My Husband
RomantizmSebelum membaca harap FOLLOW! Cio Isella Pratama,gadis nakal dan juga pembangkang. Papa dan mama nya sudah kewalahan menghadapi anak gadis sulungnya ini. Gavin Mahardika,seorang ketua osis dengan muka garangnya. Sekaligus,anak dari pemilik sekolah M...