Story Finished

5.6K 384 105
                                    

"YAK LEE HAECHAN"

Teriakan kesekian kalinya dari seorang pemuda huang, setelah sempat adu mulut dan juga baju hantam, sekarang keduanya sedang larian larian, haechan yang berusaha menghindari amukan dari saudaranya.

Alasannya, tentu saja haechan yang memulai. Anak itu selalu mengganggu renjun saat bermain game, dan yang lebih menjengkelkannya karena haechan mengacaukannya saat detik detik renjun akan menang.

Omong omong, mereka sedang berada di Timezone sehabis pulang sekolah. Hanya berempat, mereka menolak keras pada somi yang memaksa ingin ikut. Menurut mereka, ini adalah waktu mereka berempat.

Sementara tom and Jerry beraksi, jeno dan jaemin terlihat lebih tenang, mereka hanya bisa menghela nafas dan dilanjutkan dengan pura pura tak mengenal dua bocah itu, malu karena beberapa orang jadi memerhatikan mereka.

"Keknya ada baiknya tuh kalau renjun balik lebih cepat__aaw!!" Jeno merintih seraya mengusap belakang kepalanya yang menjadi sasaran jitakan jaemin.

"Omongan lo tuh" ketus jaemin

"Ya liat aja, kerjaannya gelud mulu. Em__ menurut lo haechan bakal gimana ya kalau renjun ntar balik?"

"Nangis kejer" jawab jaemin santai, setelahnya ia kembali menyesap kopi yang memang sedang ia nikmati sedari tadi.

"Kok nangis sih?"

"Ck,,, gitu gitu juga, menurut gue haechan tuh paling...emm apanya? Pokoknya kan mereka tuh udah bareng bareng dari kecil, ngelewatin masa sulit bareng bareng sampai segede ini, mereka tu saling mengerti satu sama lain. Emang mereka tuh sering gelud, tapi lo perhatiin deh, hubungan mereka malah makin rekat bukan renggang. Itu cara mereka buat nunjukin kepedulian satu sama lain, hal sepele aja bisa buat mereka gelud, yang menurut gue, artinya mereka emang saling merhatiin sampek hal kecil aja mereka perhatiin" jelas jaemin panjang, jeno yang memang kurang memerhatikan hanya mengangguk seakan paham, meskipun belum seluruh kata yang diucapkan jaemin masuk ke kepalanya.

"Nah lo liatkan dari tadi haechan gangguin renjun mulu, karena gue yakin tuh, yang haechan pikirkan sekarang 'kalau renjun dah balik kapan lagi kan bisa gangguin renjun' jadi haechan puas puasin sekarang tuh" lanjut jaemin yang sekali lagi dibalas anggukan oleh jeno.

"Ngangguk mulu, paham gak sih lo apa yang gue omongin?" Gerutu jaemin pada akhirnya.

"Iya iya paham" balas jeno disertai kekehan kecil. bersamaan dengan itu, kedua saudaranya kembali dengan penampilan dimana renjun mengunci leher haechan dan menyeretnya.

"Udah ih njun, lo mau gue mati apa?" Protes haechan berusaha melepas tangan renjun dari lehernya, namun tentunya renjun tak akan melepaskannya begitu saja setelah susah payah mengejar haechan.

"Nggaklah" jawab renjun santai.

"Yaudah lepasin"

"Yaudah"

Jeno maupun jaemin melongo dengan tingkah dua pemuda dihadapannya, sebelumnya terlihat jelas renjun yang seakan ingin membunuh haechan, tapi lihatlah semudah itu ia melepaskannya.

"Udah damai?" Tanya jeno terheran heran.

Renjun dan haechan kompak menggelengkan kepala mereka "apa itu damai?" Tanya mereka bersamaan dengan polosnya.

"Denger tuh jen, gak ada kata damai dikamus mereka"











***

Tidak seperti dugaan mereka, rupanya renjun memilih pulang lebih awal. Mereka pikir, renjun akan pulang setelah ujian kelulusan. Tapi kemarin tiba tiba saja ada seseorang yang menelponya dan mengharuskan ia untuk segera pulang, mungkin urusan saham, jadi renjun memilih untuk segera berangkat. Seminggu setelah bermain tempo hari.

Our Story • 00 line ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang