story 5

4.4K 462 5
                                    


"nenek bukanya lebih baik mengabari cucu cucu nenek" saran tiffany setelah selesai memeriksa nenek jung. Tiffany khawatir karena kondisi nenek jung yang menurun. biasanya setelah menjalankan kemo, nenek akan merasa lebih baik tapi berbeda dengan sekarang... Nenek jung malah merasa melemas.

"Hanya dua hari... Nenek yakin... Nenek akan membaik dalam dua hari ini" ujar nenek jung mencoba meyakinkan dokter langganannya itu.

Tiffany menghela nafas pasrah, setelah membenahi posisi nenek jung, ia beranjak dari ruangan itu. Percuma saja ia membujuknya... Sudah sering namun nihil, nenek jung tidak ingin memberi tau cucunya. Tiffany bisa saja memberi tau mereka, tapi ia tidak tau rumah nenek jung dan cucunya itu.

Nenek menghela nafas panjang saat tiffany keluar dari ruanganya. Ia merenung, memikirkan bagiamana reaksi cucunya saat mengetahui bahwa dirinya sakit parah... Bahkan dia yakin bahwa umurnya tak lama lagi.

Empat pemuda itu tengah berjalan dikoridor sekolah, langkahnya santai... Sesekali menyapa kakak kelas dan adik kelas yang berpapasan.

"WOY"

"MAYAT IDUP..."

Tepukan pada pundak dan pekikkan itu membuat empat pemuda itu terlonjak kaget apalagi haechan dengan latahnya. Mereka berbalik, dilihat dua cewek yang tengah tertawa terbahak bahak.

"Mbak nya sehat?" Tanya renjun dengan wajah anehnya.

Somi dan heejin masih asik tertawa sembari memegangi perutnya yang keram karena tertawa. "Komuk lu pada...hahaha" ujar somi lalu melanjutkan ketawanya, sedangkan heejin berhenti dan ikut menatap somi dengan tatapan aneh.

"Bahagia banget idup lo" celetuk renjun sambil bergidik ngeri.

Somi menghentikan tawanya meski masih terkekeh, menyeka air matanya yang keluar karena tertawa lepas... Entahlah, mungkin menjahili haechan adalah kebahagiaannga.

"Seneng banget lo ngagetin gw" ketus haechan sembari memutar bola matanya malas.

"Abis komuklu itu loh...hehe" sahut somi sedangkan haechan hanya misuh misuh.

"Udah napah... Kekelas aja yu" ajak heejin sembari narik somi untuk menghindari adu mulut antara haechan dan somi.

"Eh...jin dah sehat lu?" Tanya jeno saat menyadari adanya heejin... Hey ingatkan mereka bahwa perempuan yang namanya heejin itu sudah berada disana sejak awal.

"Lah...emamg gue kenapa?" Tanya heejin dengan wajah polosnya.

"Yeu katanya sakit" sahut renjun.

"Ooohh... Nggak sakit gua, cuman ad acara keluarga aja" jawab heejing

"Kata anak tuyul lo sakit" celetuk haechan yang langsung mendapat tatapan tajam dari sang empu.

"Sakitnya cuma sehari, nah seharinya lagi ada acara keluarga" jelas heejin lalu diangguki mengerti oleh empat lelaki dihadapanya.

Ditengah pembicaraan mereka, bel berbunyi menandakan waktu pembelajaran akan segera dimulai... Mereka akhirnya berpisah untuk menuju kelas masing masing.

Sesampainya dikelas, mereka langsung menuju tempat duduk masing masing. Tak mengeluarkan buku karena memang belum ada guru. Mereka asik mengombrol-- ah... Lebih tepetnya 3 orang karena haechan... Entahlah dia banyak melamun.

Haechan merenung, ia memikirkan somi sedari tadi... Entahlah ada yang aneh dari perempuan itu, sekilas tadi haechan melihat pergelangan tangan somi yang sedikit memerah. Ah... Haechan tidak sadar bahwa seseorang masuk kekelasnya.

Our Story • 00 line ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang