Story 28

2.6K 308 13
                                    

Malam ini menjadi malam yang benar benar membahagiakan, terutama untuk somi dan haechan, dimana changmi yang satahun koma akhirnya membuka mata.


Semua orang sedang berkumpul diruang rawat wanita tersebut. Awalnya changmi dibuat heran karena banyak orang yang tidak ia kenali, tapi sekarang mereka sudah mulai akrab.

"Chan makan gak ni? Gak pegel apa tu mata ngeliatin changmi noona mulu?" Cibir renjun dari sofa karena sedari siang haechan belum beranjak dari kursi dekat brangkar, mungkin tadi mending karena ia terus bicara pada noonanya itu meski hanya dibalas dengan kekehan kecil, anggukan dan gelengan, tapi sekarang haechan hanya memandang wanita yang sedang terlelap itu.

"Tau tu, risih gua liatnya" tambah somi ditengah tengah mengunyahnya.

"Iri bilang aja nyai" kelakar haechan sembari beranjak, lagipula perutnya sudah memberontak minta di isi.

"Dahlah lo gak usah makan, ngeselin bener sih" decak somi

"Gak gitulah, jangan melibatkan makanan ya didalam perdebatan kita" tolak haechan sembari mengambil sumpit "gak di racun kan ini?" Tanyanya yang membuat somi menatapnya datar.

"Sorry sorry gue becanda elah" ucap haechan sembari terkekeh saat melihat tatapan horor dari semua orang disana.

"Becanda lo ngeselin"

"Iya iya maaf nggak lagi deh, enak banget ini masakan bibi, jaemin aja kalah"

"Dih kenapa bawa bawa nama gue?"

"Emang benerkan?"

"Bener lah"

Setelahnya mereka melanjutkan makan malam mereka ditemani dengan beberapa obrolan random dari kelimanya. Iya berlima, karena ibu somi sedang pergi keluar setelah mengantarkan merekppa makanan dan changmi sudah terlelap.

"Lo mau ikut pulang gak chan?" Tanya jaemin

Haechan terdiam sejenak seolah berfikir, ia ingin tetap disini hanya saja jika ia disini sudah pasti bibinya tidak akan berani menetap lama. Benar, ibu somi pergi keluar bukan karena ada urusan sepenuhnya tapi ia terlalu pengecut hingga tak berani berlama lama berhadapan dengan haechan. Rasa bersalahnya terlalu besar.

"Pulang aja. Som bilangin sama bibi maaf dari gue, karna gue jadi batas buat bibi sama noona" ujarnya pada somi.

"Gakpapa chan kami ngerti kok, harusnya gue yang minta maaf, karena ibu__"

"Bosen gue denger maaf dari kalian" potong haechan kemudian bangkit, mengambil tasnya, sebelumnya ia menoleh kearah noonanya itu.

"Semoga hubungan kita membaik seiring berjalannya waktu, gue bakal berusaha nerima semuanya" lirihnya dengan mata yang berfokus pada changmi.

Mendengar itu, senyum senang tersungging dari somi juga tiga lainnya. Setidaknya perlahan, haechan bisa memaafkan bibi nya meski mereka ragu haechan bisa memaafkan pamannya.














***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Our Story • 00 line ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang