story 21

2.8K 355 18
                                    

Jaehyun mengerjapkan kedua matanya, tidurnya harus terganggu karena suara seseorang terus memanggil namanya. Posisi tidur yang menyamping, membuat bangunnya disuguhi wajah manis yang masih terlelap disana, wajahnya terlihat damai meski sedikit pucat, semalam jaemin sempat demam.


benar, jaemin dibawa kerumahnya semalam. Meski sempat melakukan perdebatan kecil karena jaemin terus menolak, akhirnya jaemin mengalah juga.

Mungkin keadaan mulai membaik, jaemin tidak membantah lagi kebenaran hubungan mereka yang merupakan saudara kandung. Untuk semalam, mereka belum membicarakan apapun... Jaemin hanya diam dan menangis, ditanyapun hanya menjawab dengan anggukan atau gelengan, kecuali saat akan menolak dibawa pulang oleh jaehyun

Senyumnya terukir disana saat melihat sang adik sedikit mengeliat karena sedikit terganggu.

"JAEHYUN"

pemuda jung itu terlonjak, ia baru sadar jika sedari tadi ada yang memanggilnya. Tidak, Jaehyun tidak bisa membiarkan nenek nya mengetahui keberadaan jaemin disini. Jaehyun menyibakkan selimut yang menutupi tubuhnya, menurunkan kakinya hendak beranjak. namun sebelum itu, sebuah tangan menggenggam tangannya.

Dilihatnya sang adik yang menatapnya, ada kilat ketakutan didalamnya. Senyum lembut ia tampilkan, tangannya yang bebas terulur mengusak gemas surai sang adik

"Tenanglah, semua akan baik baik saja-- lanjutkan saja tidurmu, hyung akan segera kembali" ujarnya meyakinkan sang adik, namun gelengan ia dapatkan dari yang lebih muda.

"Jangan takut jaemin, hyung gak akan kemana mana-- cuma sebentar oke?"

Pada akhirnya jaemin melepas genggaman tangannya, meski sebenarnya ia merasa cemas. Mendengar suara wanita itu seakan sebuah kenangan buruk masuk ke memorinya lagi, dan jaemin tidak menginginkannya.

"Badanmu juga masih hangat, jadi istirahatlah... Hyung akan segera kembali"

Jaemin menganggukan kepalanya, ia membalik tubuhnya membelakangi sang kakak lantas menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuhnya. didalam selimut, jaemin memejam sembari menutup kedua telinganya, jaemin tidak ingin mendengar suara wanita itu, ditambah kepalanya yang mulai pusing sekarang

Helaan nafas jaehyun lakukan saat melihat apa yang dilakukan sang adik, setelahnya ia beranjak dengan terburu buru karena suara panggilan itu semakin dekat

Dibukanya pintu bercat putih itu, ia mengintip sebentar, dan disana-- sang nenek baru sampai dipuncak tangga. Jaehyun segera keluar dan menghampiri sang nenek, ia berjalan sedikit lunglai sembari meregangkan otot ototnya-- tak lupa juga ia menguap, semua itu agar terkesan jika dirinya baru bangun tidur.

"Ada apa nek? Tumben pagi pagi gini mampir?" Tanyanya saat sampai dihadapan wanita yang dipanggilnya nenek itu.

Senyum sang nenek tersungging, ia menangkup pipi cucu kesayangannya itu. "Bagaimana kuliahmu?" Tanyanya dengan lembut.

Jaehyun menatap sang nenek dengan sebelah alis terangkat, tumben saja wanita dihadapannya ini menanyakan tentang kuliah. "Tidak sulit" balas jaehyun seadanya.

"Benarkah?"

"Jaehyun-ah"

Keduanya menoleh saat suara berat itu terdengar, tubuh jaehyun menegang saat melihat siapa yang memanggil namanya. Ia menggigit bibir bawahnya gugup, mendadak ia merasa khawatir dan pikirannya tertuju pada sang adik.

"Ck, kau ini tidak sabaran... Sudah kubilang untuk menunggu dibawah dan aku akan memanggil jaehyun" ucap surin, wanita tua yang merupakan nenek dari jaehyun.

Our Story • 00 line ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang