story 9

3.3K 381 16
                                    

Jika bisa mungkin empat remaja yang sedang berjalan dikoridor itu akan membolos sekarang. Namun karena sekarang adalah ujian akhir, mereka terpaksa berangkat.

Meskipun mereka khawatir dengan keadaan nenek, mereka berjanji untuk terlihat tenang selama disekolah... Dan melaksanakan ujian dengan baik. Setidaknya tidak sampai mengecewakan nenek dengan nilai mereka.

Jeno yang jalan didepan berbalik kearah haechan "chan, gua lupa bilang... Kemarin somi nelpon gue nanyain lo, terus katanya lo ditelponin kok gak aktif" ujarnya

"Ngapain, tumbenan dia nanyain gue"

"Ya mana gue tau, tanya aja sendiri sama orangnya" sahut jeno sembari mengendikan bahunya acuh kemudian melanjutkan langkahnya begitupun dengan renjun dan jaemin sedangkan haechan terdiam sambil merenung.

"Woy"

Haechan sedikit terlonjak saat seseorang menepuk bahunya cukup keras, ia berbalik sambil mengatur nafasnya akibat kaget sedangkan si pelaku hanya tertawa.

"Gitu aja kaget lo" cibir sicewek, siapa lagi kalau bukan somi. Karena hanya dia yang paling berani sama empat cucu nenek jung itu.

"Kaget lah, kenapa lo kemaren nanyain gue ke jeno?" Tanyanya

Somi yang sedang tertawa, mendadak berhenti saat haechan bertanya seperti itu. Bukanya menjawab, somi malah merenung...ia menimang nimang apakan dia harus bertanya pada pemuda dihadapanya ini.

"Dih malah bengong, kenapa?"

"Ha? Hehe...nggak, emm itu...gakpapa nanya aja kenapa telpon lo gak aktif. Gue cuma boring aja, jadi nelponin pelawak biar bisa ngakak" jelasnya

"Anjir lo, jadi menurut lo gue pelawak gitu?" Tanya haechan tidak terima

Somi mengangguk, tersenyum manis yang sayangnya membuat seseorang yang melihatnya ingin mengacak ngacak wajahnya "ketampangan kalok lo jadi pelawak" ujarnya.

"Idih... Tampang idol dibilang pelawak" jawab haechan membanggakan diri dan merakhir mendapat toyoran dari somi yang merasa geli dengan kepercayaan diri pemuda dihadapanya ini

Haechan mengusap kepalanya yang barusan ditoyor oleh somi, sedangkan somi hanya terkekeh seakan tidak melakukan apa apa.

"Seneng banget liat gue menderita" cibir haechan.

Somi baru saja akan menyahut namun getaran pada ponselnya membuatnya berhenti, ia meraih ponsel yang disimpan disaku almamaternya. Melihat siapa yang menelpon membuatnya sedikit gugup, "gue kekelas duluan ya" ujarnya lalu pergi dengan tergesa.

Haechan mengerutkan keningnya saat melihat kepergian somi, perubahan somi akhir akhir ini sangat jelas dan haechan menyadari itu. Ia hanya mengendikan bahu acuh berusaha berpikir positif, kemudian melangkah menuju kelas.

"Kemana dulu?" Tanya jeno saat haechan sampai dikelas.

"Barusan somi" jawabnya lalu mendudukan diri disamping renjun, ngomong ngomong meja mereka sudah dipisah sendiri sendiri

"Jadi kenapa dia nanyain lo kemaren?" Tanya jeno lagi, renjun dan jaemin hanya menyimak.

"Nyebelin tu bocah,. Masa dia bilang cuma gabut, terus mau nelpon pelawak biar ada hiburan" jelas haechan dengan nada ketus.

Mendengar itu membuat jeno, jaemin dan renjun tertawa sedangkan haechan hanya mengerucutkan bibirnya.

"Somi gak salah kok" celetuk renjun

"Sialan lo"













***

Our Story • 00 line ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang