Chapter 28

3.4K 378 25
                                    

Soobin menatap kepergiaan sang ibu dengan sendu. Ia berpikir jadi perceraian antara ayah dan ibunya akan tetap berlanjut. Kepalanya menoleh pelan ke arah sang ayah yang masih tertidur dengan nyenyak. Tangan kecilnya yang lemah melepas alat bantu pernapasannya.

"A-ayah." gumamnya pelan.

Soobin yakin ayahnya itu akan mendengar panggilannya yang begitu lirih. Jungkook langsung bangun dari tidurnya ketika mendengar suara putra kecilnya.

"Soobin?"

Jungkook berjalan mendekati Soobin dengan mata berkaca-kaca. Sedangkan sang bocah menatap ayahnya dengan senyuman lemah.

Dengan tangan bergetar, Jungkook menekan tombol untuk memanggil dokter. Tangan besarnya pun membantu sang anak memasangkan kembali alat bantu pernapasannya.

Tidak lama kemudian, dokter yang menangani Soobin datang bersama beberapa perawat. Dokter itu memeriksa dengan teliti kondisi Soobin sedangkan para perawat memandang kagum ke arah Jungkook. Sungguh, lengan kemeja yang digulung sampai ke siku dan memperlihatkan lengannya yang berotot adalah perpaduan sangat sempurna.

Sang dokter tersenyum setelah memeriksa keadaan Soobin.

"Tidak ada yang perlu di khawatirkan. Keadaan Soobin semakin membaik, tuan Jeon."

"Terimakasih dokter."

"Kalau begitu saya pamit dulu."

Jungkook menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Dokter dan para perawat itu keluar dari ruangan membuat Jungkook menghela napas lega.

Jungkook mendekat ke arah sang putra dan mengelus surai hitam sang anak. Matanya berkaca-kaca, Jungkook mendekat ke arah putranya dan tersenyum manis.

"Terimakasih."

Kecupan sayang Jungkook berikan pada putranya. Kebahagiaan pria tampan itu membuncah tak terkira, putranya sudah sadar.

"Ayah?"

Jungkook berdehem sebagai jawaban. Tangan besarnya masih mengelus surai putranya lembut.

"Mommy."

Elusan itu berhenti ketika mendengar ucapan putra kecilnya. Jungkook menatap putranya yang sedang menatap dirinya dengan penuh harap.

"Soobin ingin mommy."

Jungkook terdiam, hatinya merasa menghangat ketika melihat sang putra ingin bertemu dengan ibu kandungnya.

"Soobin-"

Perkataan bocah kecil itu terpotong ketika melihat ke arah pintu yang terbuka. Wanita cantik dan anggun berdiri dengan mata yang berkaca-kaca, Rose. Ingin segera memeluk putra bungsunya namun ia urungkan ketika mengingat putranya itu membenci dirinya.

Sang bocah menatap ke arah wanita yang sudah meneteskan air mata. Bertanya-tanya kenapa wanita itu tidak menghampirinya dan malah memilih terdiam menatap ke arahnya.

"M-mom."

Soobin berucap dengan gugup, ia memandang ke arah sang ibu yang saat ini sudah mendekat ke arahnya. Dapat Soobin rasakan sapuan hangat telapak tangan lentik itu pada pipinya.

Wanita cantik itu memberanikan diri memeluk bocah tampan yang ada dihadapannya. Dapat Rose rasakan bahwa Soobin membalas pelukannya. Runtuh sudah pertahanan wanita itu, air mata mengalir deras dari kedua kelopak matanya.

Rose sangat menantikan momen ini. Momen dimana ia bisa memeluk putra bungsunya setelah sembilan tahun, bukan waktu yang sebentar. Penantiannya selama ini terbayar, penantian memeluk putra bungsunya akhirnya terwujud hari ini. Soobin mengeratkan pelukannya pada sang ibu.

Sorry, Daddy and Mommy | Rosekook (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang