Chapter 1

4.9K 348 17
                                    

Matahari muncul malu-malu memancarkan sinarnya ke seluruh penjuru dunia. Menjalankan tugasnya menggantikan sang bulan. Sinarnya mengintip melalui hordeng jendela kamar bocah lelaki berumur sembilan tahun,sama sekali tak membuat bocah itu terganggu. Dirinya masih asyik bergelung di bawah selimut tebal iron man miliknya.

Klek..

Pintu kamarnya terbuka,menampilkan sosok laki-laki dewasa,Ayahnya. Sang Ayah tersenyum saat melihat bagaimana putra semata wayangnya itu tidur dengan mulut sedikit terbuka,menampilkan gigi kelinci yang menggemaskan.

Membubuhkan kecupan kupu-kupu ke seluruh wajah sang anak, sebelum mata bulatnya itu terbuka. Sebab,hanya ketika sang putra tertidur ia berani mengecup putranya. Bukan tanpa alasan, ia jelas sangat tahu bahwa putranya itu membenci dirinya. Sakit sekali rasanya,ketika anak yang selama ini kau rawat dengan kasih sayang malah membenci dirimu. Tak apa,bagaimana pun juga Soobin adalah putra kecilnya, anak kebanggaan nya.

"Soobin,nak" panggilnya lembut seraya mengusap kepalanya.

"Sayang,bangun"

Tepat setelah Jungkook berucap,Soobin langsung membuka matanya. Tangannya terangkat menepis kasar tangan sang Ayah yang ada di kepalanya.

"Minggir" ucapnya lalu bergegas menuju kamar mandi.

Brakk..

Jungkook menatap nanar pintu kamar mandi yang sudah tertutup. Berusaha menguatkan hatinya,mengulas senyum paksa.

"Anak Ayah" ucapnya pelan.

...

Suara langkah kaki menuruni tangga terdengar. Soobin sudah rapi dengan seragam sekolah beserta tas yang sudah terpasang apik di punggungnya. Berjalan ke arah dapur,ternyata Ayahnya itu sudah menunggu di meja makan lengkap dengan sarapan roti lapis yang di buat sang Ayah.

"Ayo jagoan Ayah sarapan dulu" ucap Jungkook ketika melihat putranya.

Soobin tidak menjawab pertanyaan sang Ayah,dirinya langsung duduk dan memakan roti lapis yang sudah di siapkan Ayahnya itu. Memakannya dalam diam sama sekali tidak ada obrolan yang tercipta.

Setelah menghabiskan roti lapis dan segelas susu, Soobin berdiri dari duduknya.

"Soobin, Ayah sudah menyiapkan bekal untuk mu" ucap Jungkook sambil mengangkat kotak bekal berwarna baby blue.

Jungkook berjalan menghampiri Soobin yang diam menatap ke arahnya. Tangannya hendak meraih tas sang anak,hingga sebuah tangan lain menepis tangannya dan dengan gerakan kilat kotak bekal itu sudah ada di lantai.

Brukk..

"Soobin kenapa di buang,nak" ucap Jungkook menatap miris roti lapis yang berserakan di lantai.

"Aku tak butuh"

Soobin berjalan cepat,meraih mantel yang berada di sudut ruangan memakainya lalu bergegas berangkat ke sekolah hingga suara itu terdengar.

"Soobin biar Ayah yang mengantarmu"

Jungkook langsung menarik lengan putranya pelan, menuju mobil hitam yang terparkir apik di halaman rumahnya.

Rumah minimalis berlantai tiga itu adalah huniannya,berada di komplek perumahan dengan penjagaan super ketat dan harga selangit itu berhasil ia beli lima tahun silam. Sebelumnya ia tinggal di apartement mewah yang berada dekat dengan sungai Han, setelah membeli gedung apartement mewah itu, ia menjadi pemilik gedung apartement mewah tersebut. Lalu memutuskan pindah ke rumah minimalis di komplek ini.

...

Tidak ada percakapan sama sekali,hanya musik yang terdengar di mobil yang kini di tumpangi Ayah dan Anak itu. Sang Ayah sudah membuka obrolan namun hanya di anggap angin lalu oleh sang Anak,sama sekali tidak menjawab.

Namun tiba-tiba sang Anak mengeluarkan surat pemberitahuan dari sekolah lalu meletakkannya di dashboard mobil.

"Aku tampil di acara pensi besok" ucap Soobin seakan tahu apa yang ada di pikiran sang Ayah.

Sebenarnya surat itu sudah di bagikan seminggu yang lalu, namun lagi-lagi ego menahan bocah lelaki itu.

Jungkook tersenyum lebar mendengarnya, ia berjanji untuk datang ke acara sekolah putranya itu.

"Ayah akan datang untuk melihat penampilanmu, Ayah janji!" ucap Jungkook antusias.

"Jangan berjanji jika kau tak bisa menepatinya"

Kalimat dingin dan tajam itu terucap dari mulut bocah sembilan tahun tersebut. Sangat hafal sekali tabiat Ayahnya itu, berjanji tapi selalu ingkar.

"Ayah minta maaf untuk janji-janji Ayah yang tidak Ayah tepati. Tapi Ayah punya alasan nak" ucap sang Ayah sangat kentara nada menyesal di kalimat yang terucap.

Mobil hitam itu sudah memasuki area sekolah, berhenti tepat di bawah pohon rindang. Sang anak hanya diam mendengar ucapan sang Ayah. Membuka pintu mobil, bersiap bangkit dari duduknya,namun ia urungkan. Menatap tajam sang Ayah yang sedari tadi menatap teduh ke arahnya.

"Hentikan omong kosong mu itu, Aku muak mendengarnya"

Brak..

Tepat setelah mengucapkan kalimat pedas itu Soobin membanting pintu mobil sang Ayah. Meninggalkan sang Ayah yang menatapnya dengan penuh rasa penyesalan.

...

Soobin marah ini,sama Ayah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Soobin marah ini,sama Ayah..


Halo guys...

Aku update nih:)
semoga suka yaa dan semoga feel nya dapet:)

ini pengganti chapter satu yaa, mungkin chapter dua nanti juga ada sedikit perubahan, semoga kalian ga bosen baca ulangnya:(

Niat ku bikin tulisan ini agak beda karna di chapter satu sma dua di akun wp yg lama, kurang feel nya, juga sedikit bngt chapter yg Soobin benci sma Ayahnya.
rasanya kurang pas gitu, sma judulnya

Jadi maaf klo ada yg kecewa...

Mau minta pendapat, menurut kalian chap ini gimana???

Vote dan Komen jangan lupa:)

Vote itu gratis kok guys, ngga berbayar...

Sorry, Daddy and Mommy | Rosekook (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang