Chapter 4

2.6K 290 22
                                    

Mobil BMW hitam itu baru saja tiba di halaman sekolah, tampak sekali lelaki dewasa yang keluar dengan tergesa-gesa menuju aula tempat acara diselenggarakan. Matanya melihat sekeliling,kosong. Dirinya terlambat untuk datang melihat penampilan putra semata wayangnya itu.

"Sial!" umpatnya.

Jika saja penyakit sialannya itu tidak kambuh,dirinya pasti tidak mungkin melewatkan acara ini.

"Jungkook"

Panggilan itu membuatnya menoleh,dilihatnya para hyung beserta istri mereka berjalan ke arahnya.

"Kemana saja kau?" tanya Taehyung dengan tatapan tajam yang di layangkan pada Jungkook.

"Aku ada urusan mendadak tadi, dimana Soobin" ucapan Jungkook membuat Lisa mendecih pelan.

"Cih, urusan apa sampai kau tega mengecewakan putramu!" Lisa menatap tajam ke arah Jungkook.

"Bagaimana kau tega padanya Jung, dia menyiapkan penampilannya dengan baik hanya demi dirimu..tapi kau aishhh" Jisoo menatap kecewa pada Jungkook.

"Maaf, tapi tadi urusannya sangat mendesak dan sangat penting. Katakan hyung dimana Soobin?"

"Haishh, Soobin sudah pergi dengan taksi tepat setelah ia selesai bermain piano" ucap Jimin,ia paham Jungkook tidak akan melewatkan penampilan putranya jika urusannya itu tidak sangat mendesak.

Jungkook berlari begitu saja tanpa membalas ucapan Jimin. Pikirannya hanya berisi tentang Soobin, Soobin, dan Soobin.

Mobil hitam itu melesat cepat menuju rumahnya. Entahlah Jungkook yakin pasti putra kecilnya itu sudah berada di rumah.

...

Jungkook tiba dirumahnya tidak sampai lima belas menit. Kaki panjangnya itu menaiki tangga dengan terburu-buru menuju kamar putranya. Mendorong pintunya dengan keras,namun yang diharapkan tak ada di tempat. Soobin belum pulang.

Tangan berotot itu mengambil ponsel pintar miliknya,menelpon sang putra namun sialnya nomernya itu tidak aktif.

"Soobin kau dimana nak".

Peluh mengalir di seluruh badannya,ia tidak akan bisa tenang sebelum melihat putranya dengan mata kepalanya sendiri. Jungkook kembali berlari menuju mobilnya,memutuskan untuk mencari putranya dan meminta maaf.

"Aku harus mencarinya ke tempat favoritnya terlebih dahulu"

Namun Jungkook terdiam,dirinya baru saja sadar. Dia tidak tahu tempat favorit putranya.

"Sialan!"

Jungkook meremas setir kemudi kuat,melampiaskan amarahnya karena telah menjadi Ayah yang tidak berguna.

...

Hembusan angin sore yang cukup kencang membuat udara di sekitar menjadi dingin. Namun sama sekali tak membuat bocah berumur sembilan tahun itu beranjak dari tempat duduknya. Mata bulatnya yang indah memandang sungai Han dengan pandangan kosong. Sesaat mata bulat itu mendongak menatap langit yang menampilkan warna jingga yang sangat indah. Melihat bagaimana burung terbang dengan bebas tanpa adanya masalah,jujur ia ingin seperti burung itu. Tetapi Soobin tidak tahu bahwa sudah pasti burung pun memiliki masalah. Setiap makhluk hidup itu pasti memiliki cobaan.

Ada kalanya burung itu kesulitan mencari makanannya, ada kalanya burung itu kedinginan ketika hujan datang,dan ada kalanya ia menjadi sasaran buruan manusia. Soobin tidak tahu, bahwa tidak hanya dirinya yang memiliki masalah di dunia ini. Duduk berjam-jam di sini sama sekali tak membuatnya bosan, ia merasa damai ketika duduk di tepi sungai Han,sambil melihat ke arah arus sungai yang damai.

Sorry, Daddy and Mommy | Rosekook (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang