Chapter 23

2.4K 304 54
                                    

"Sst... iya sayang kita akan pergi dari negara ini."

Jungkook mengatakan kalimat itu dengan mantap, sama sekali tak ada keraguan. Ya, sepertinya pergi dari negara ini bukanlah ide yang buruk, bukan. Lain halnya dengan Sea yang menatap Jungkook dengan pandangan terkejut. Hey, apa maksud ucapan daddy nya itu?

Soobin tersenyum ketika mendengar ucapan Jungkook. Beberapa saat kemudian anak itu tertidur dengan lelapnya.

"Dad, bisa jelaskan padaku apa maksud ucapan daddy tadi?"

Jungkook menghampiri Sea dan langsung memeluk putra sulungnya begitu erat. Sea bisa merasakan bahunya tiba-tiba basah, disusul dengan tubuh bergetar Jungkook.

"Daddy, are you okay?"

"Tidak, daddy tidak baik-baik saja, Sea."

"Hati daddy sakit Sea, sangat sakit."

Suara daddy nya itu teredam di bahu kecil miliknya. Sea mengelus punggung lebar sang ayah, bermaksud memberikan ketenangan.

"Menangislah daddy, menangislah jika itu membuatmu lega."

Tepat setelah Sea mengatakan itu, tangis Jungkook semakin menjadi. Sejak tadi dirinya menahan kuat rasa sakit itu, tapi setelah memeluk Sea pertahanannya runtuh dengan begitu mudahnya.

Setelah dirasa cukup membaik, Jungkook melepaskan pelukannya. Mata pria itu sembab lengkap dengan hidung yang memerah. Menghapus jejak air mata miliknya, pandangannya beralih ke arah Sea yang tersenyum teduh ke arahnya. Sea seorang anak yang selalu memberikan senyum teduhnya.

"Apa Sea mau ikut dengan daddy?"

Jungkook bertanya pelan, sedangkan Sea bimbang menentukan jawabannya. Haruskah ia ikut sang ayah? Haruskah ia meninggalkan sang ibu?

"Daddy belum mendengar alasan mommy melakukan ini semua. Mommy juga sama berkorbannya dengan daddy."

"Terlebih dari alasan apa yang membuat dia melakukan ini, daddy ingin menenangkan hati daddy Sea."

"Biarkan Sea berpikir dulu ya daddy?"

Jungkook menganggukkan kepalanya pelan, sedikit kecewa mendengar pertanyaan itu keluar dari putra sulungnya.

...

Jungkook mengelus kepala Sea yang saat ini tertidur di pahanya. Netranya juga memandang ke arah si bungsu yang tertidur dengan lelapnya.

Lalu fokusnya beralih pada suara gaduh yang berasal dari ruangan ini. Hingga salah satu bodyguard nya masuk dengan langkah lebar.

"Tuan, diluar ada istri dan juga keluarga tuan. Mereka ingin melihat tuan muda bungsu." ucap bodyguard pelan.

Jungkook memindahkan kepala putra sulungnya yang berada di pahanya. Pria tampan itu berjalan ke luar dan menemukan Rose dan juga yang lain menatapnya dengan khawatir.

"Jungkook-ah, aku ingin melihat Soobin."

Rose berjalan ke arah Jungkook, sementara Jungkook malah memundurkan tubuhnya, bermaksud menghindar. Jungkook juga bisa melihat wanitanya itu masih mengeluarkan air mata, hatinya ingin merengkuh tubuh kurus itu dalam pelukannya tetapi ada perasaan lain yang tidak mengijinkannya. Perasaan kecewa yang amat sangat besar, mungkin?

"Tidak."

Satu kata itu mampu membuat lidah Rose terasa kelu. Hampir tidak percaya bahwa suaminya itu mengatakan kata itu dengan mudahnya.

"Jungkook-ah, aku mohon."

Rose berlutut di hadapan Jungkook, tangan wanita itu memegang tangan kekar Jungkook. Sedangkan Jungkook memilih mengalihkan pandangannya.

Sorry, Daddy and Mommy | Rosekook (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang