Chapter 29

3.9K 404 73
                                    

Rose menatap kedua putranya yang saat ini sedang tertidur pulas di sampingnya. Terhitung sudah tiga hari Soobin di perbolehkan pulang dari rumah sakit, keadaan bocah tampan itu sudah sepenuhnya membaik. Jika bukan karena kedua putranya ini Rose tidak akan tinggal di rumah besar milik Jungkook. Merasa tidak enak pada suaminya itu, mereka belum bercerai jika kalian lupa.

"Eungh.."

Lenguhan yang keluar dari bibir mungil milik Soobin membuat Rose tersenyum. Wanita itu terus menatap Soobin, menunggu mata bulat itu terbuka sepenuhnya.

"Uh, mommy?"

"Yes baby."

Kecupan hangat Rose berikan pada pipi bulat milik Soobin. Putranya itu terkikik geli, Soobin jadi berpikir dia itu sudah sembilan tahun atau lima tahun sih. Entahlah apapun itu, Soobin ingin menembus sembilan tahunnya yang ia lewati tanpa seorang ibu.

"Sea masih tidur mom?"

"Iya sayang, dia kalau sudah tidur itu susah untuk dibangunkan."

"Sama seperti daddy kalian."

Rose terdiam setelah mengatakan kalimatnya, ia baru saja mengatakan hal yang seharusnya tidak ia katakan. Rose menatap Soobin yang saat ini juga menatapnya dengan senyum kelinci miliknya.

"Iya sama seperti daddy, mommy."

"Uh, tetapi jika Soobin membangunkan daddy, daddy akan segera bangun detik itu juga mommy."

"Kau juga seperti itu sayang, jika daddy mu yang membangunkan mu hanya memanggilmu sekali saja, kau langsung bangun."

"Tapi mommy hanya mengusap lembut pipi Soobin pun Soobin akan bangun. Tidak perlu mengeluarkan suara."

Rose terkekeh pelan mendengar ucapan Soobin. Itu memang benar ia tak perlu mengeluarkan suara jika membangunkan Soobin, cukup mengusap pipi bulat milik Soobin maka bocah itu langsung membuka matanya. Berbeda dengan Sea yang susah dibangunkan jika tidak memanggil nama bocah itu.

"Mommy, Soobin lapar."

"Baiklah, mommy akan memasakkan sesuatu untukmu sayang."

Soobin langsung berdiri dan menarik sang ibu, sungguh cacing di perutnya sudah protes. Rose mencium kening Sea terlebih dahulu sebelum mengikuti putra bungsunya yang sudah lapar itu.

Para maid yang melihat Rose datang ke dapur segera berbaris rapi. Mereka sudah paham betul pasti nyonya mereka ingin memasak sendiri. Maid yang bernama Choi mendekat ke arah Rose, ia adalah ketua dari para maid di rumah Jungkook.

"Ada yang bisa saya bantu nyonya?"

"Ah, tidak ada bibi. Aku bisa melakukannya sendiri." ucap Rose.

"Bi, panggil aku Rose atau Chaeyoung saja."

"Saya tidak berani nyonya, nanti tuan Jungkook marah. Maafkan saya nyonya."

Sadar ia tak memiliki hak di rumah ini, Rose tersenyum maklum. Benar, ini adalah rumah Jungkook tentu saja para maid akan mendengarkan apa yang Jungkook katakan.

"Mommy?"

"Yes, baby."

Soobin berjalan menghampiri sang ibu dan memeluknya. Tangan kecilnya melingkar di pinggang ramping sang ibu.

"Soobin sudah sangat lapar mommy." ucapnya dengan bibir mengecurut.

Rose terkekeh pelan melihat ekspresi menggemaskan putra bungsunya. Lantas ibu dari anak kembar itu mulai memasak untuk makan malam ini.

...

Jungkook memandang kertas di hadapannya dengan senyum mengembang. Akhirnya ia bisa menyelesaikan lagunya yang sempat tertunda, ia tidak sabar ingin segera memberikannya pada para penggemarnya.

Sorry, Daddy and Mommy | Rosekook (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang