END

4.9K 438 79
                                    

Rose berdiri di depan pintu kamar kedua putranya. Kedua tangannya membawa nampan yang berisi susu untuk putra kembarnya. Hatinya sakit ketika mendengar tangisan kedua putranya.

Usapan pelan di bahunya membuat Rose menoleh. Rose memandang ibu mertuanya yang menatapnya dengan mata berkaca-kaca.

"Chae, eomma akan berusaha membujuk Jungkook untuk tetap tinggal disini." ucap sang ibu.

Rose tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.

"Jangan eomma, perusahaan Jungkook membutuhkan dirinya. Tidak mungkin ia berada disini, eomma."

"Tapi kedua putramu, apa kau sanggup berpisah dengan mereka?"

Rose terdiam, membayangkannya saja Rose tidak berani. Tapi yang ia katakan malah sebaliknya.

"Jangan khawatir eomma, semua akan baik-baik saja. Aku selalu percaya semua keputusan Jungkook." ucapnya sambil tersenyum.

"Kalau begitu, Chae masuk dulu eomma."

Sang ibu hanya mengangguk mengiyakan. Dirinya hanya bisa berdoa yang terbaik untuk mereka semua.

Rose mendekat dan menaruh nampan itu pada nakas. Mendudukan dirinya di tepi ranjang yang langsung di peluk kedua putranya erat.

"Mom, Sea tidak mau."

Rose mengelus puncak kepala Sea dan membubuhkan kecupan singkat. Berusaha menahan liquid bening yang siap jatuh.

"Mommy."

"Sayangnya mommy, dengarkan mommy nak." ucap Rose.

Sea dan Soobin mendongak menatap Rose dengan mata sembab dan hidung memerah. Rose meraih sisi wajah kedua putranya, mengelusnya pelan.

"Kalian percaya pada daddy kalian kan?"

Soobin dan Sea kompak mengangguk mantap. Mereka sangat mempercayai Jungkook lebih dari apapun.

"Daddy kalian pasti sudah memikirkan ini semua sebelum membuat keputusan." ucap Rose.

Sea menganggukkan kepalanya pelan, setuju dengan perkataan sang ibu. Si sulung itu kembali beringsut mendekat ke arah sang ibu dan kembali memeluknya.

"Sea dan Soobin pasti akan sangat merindukan mommy." ucap Sea pelan.

Sebagai kakak atau lebih tepatnya si sulung, ia mencoba memahami keadaan sang ayah dari berbagai sudut pandang. Sea merasa jika pernikahan kedua orang tuanya memang sudah tidak bisa dipertahankan, memaksa sang ayah untuk bertahan itu akan terasa lebih menyakitkan ibunya juga pasti tidak akan bahagia. Bukan berarti dirinya tak ingin orang tuanya kembali bersama, namun jika salah satu di antaranya tidak bahagia bukankah itu sama saja akan menyiksa yang lain.

Sedangkan Soobin hanya terdiam dengan pandangan kosong. Bocah itu bahkan sudah menyiapkan rencana untuk menghabiskan waktunya bersama sang ibu.

...

Soobin terbangun dari tidur lelapnya. Menatap ke arah Sea yang tidur dengan pulas disampingnya. Kening bocah itu berkerut ketika menyadari sang ibu tidak berada di sampingnya. Dengan langkah gontai, ia keluar dari kamarnya. Berhenti ketika melihat kamar sang ibu yang sedikit terbuka. Soobin berdiri dibalik pintu, ia bisa melihat sang ibu yang duduk di ranjang dengan wajah tertunduk.

Kedua matanya memanas melihat sang ibu menangis. Tanpa kata, Soobin lebih memilih meninggalkan sang ibu dan berlari ke gazebo halaman belakang rumahnya.
Ia menghapus kasar air mata yang mengalir di pipinya. Duduk memeluk lututnya sendiri dengan badan bergetar karena tangis.

Soobin memang pernah berharap ketika mengetahui sang ibu kembali, ayah dan ibunya tidak akan kembali bersama. Namun, setelah merasakan peluk kasih sayang sang ibu, Soobin tidak rela melepaskan wanita yang telah melahirkannya.

Sorry, Daddy and Mommy | Rosekook (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang