Chapter 2

3.2K 311 17
                                    

Siang ini sinar matahari cukup terik, angin berhembus ringan bermaksud mengurangi rasa panas. Di bawah pohon rindang di area sekolah elit tersebut, terlihat bocah lelaki duduk di kursi yang berada di bawah pohon tersebut sembari melihat anak-anak sebaya dirinya masuk ke dalam mobil yang menjemput mereka. Saat ini dirinya tengah menunggu bus sekolah yang akan mengantarkan dirinya sampai ke rumah.

'Andai Ayah seperti itu'

Batinnya berharap seperti itu,tapi apakah itu mungkin baginya?. Bahkan Soobin pun tahu jawabannya jelas tidak mungkin.

Tiba-tiba ada anak lain yang duduk di sebelahnya. Soobin menghela napas pelan ketika mengetahui bocah lelaki yang duduk di sebelahnya adalah salah satu bocah yang sama sekali tidak akur dengannya.

"Miris sekali hidup mu, seperti anak yang di telantarkan orang tuanya" ucap bocah bername tag Jung Yohan.

Soobin diam menatap Yohan dengan tatapan tajamnya, sama sekali tak membuat sang lawan bicara takut. Yohan malah semakin menarik sudut bibirnya pertanda mengejek.

"Mempunyai orang tua idol terkenal tak membuat mu bahagia,kan? Hidup mu sedari kecil sudah tersorot kamera, ya meski wajah mu tak di perlihatkan,ck kasihan sekali dirimu Jeon Soobin".

"Urusi diri mu sendiri,jangan urusi kehidupan orang lain" ucap Soobin tajam

"Hey kau itu teman ku bukan orang lain" ucap Yohan

"Apa Aku pernah menganggap mu sebagai teman ku?" Soobin pergi dengan senyuman miring di wajahnya,pertanda dirinya puas karena bisa membuat temannya itu bungkam.Kakinya berjalan menghampiri bus sekolah yang baru saja tiba.

Meninggalkan Yohan yang terdiam sambil menatap tajam ke arahnya.

"Sialan!"

.

.

.

Soobin baru saja tiba di rumahnya menutup pintu lalu menguncinya,matanya menatap ke sekeliling rumah. Hening, dirinya yakin pasti Ayahnya tak ada di rumah.

Ck,rumahnya kan di agensinya.

Kaki kecil itu berjalan menaiki tangga,membuka pintu kamar lalu melemparkan dirinya di kasur king size miliknya. Matanya menatap ke langit-langit kamar, menghirup aroma kamarnya dalam-dalam.

Ayah habis membersihkan kamarku,pasti.

Yah, sudah pasti Ayahnya lah yang membersihkan seluruh rumah itu,karena Ayahnya itu tidak memperkerjakan asisten rumah tangga sama sekali. Bukan karena alasan berhemat atau yang lainnya, Jungkook hanya ingin putranya dan dirinya memiliki privasi.

Mata bulat itu perlahan-lahan tertutup,mengantarkan bocah senyum kelinci pada alam mimpi yang indah.

.

.

.

Soobin bangun pukul enam sore, sekarang dirinya sudah mandi dan tampan dalam balutan piyama iron man miliknya. Berjalan menuruni anak tangga satu persatu,kakinya melangkah ke arah dapur berniat mengisi perut kecilnya yang sudah mulai berisik meminta makanan.

"Nasi goreng kimchi!" pekiknya senang.

Tangan kecil itu mulai menyendokkan nasi goreng itu ke piring lalu memakannya dengan perlahan, ia tahu ini adalah masakan sang Ayah, sangat lezat.

Itu artinya Ayah sudah pulang

Kakinya berdiri,berjalan ke arah kamar sang Ayah meninggalkan nasi goreng miliknya yang masih tersisa setengah. Mengetuknya perlahan,tak ada jawaban. Lalu dirinya berbalik berjalan ke arah studio yang berada di samping kamar sang Ayah,yang ternyata kosong.

Sorry, Daddy and Mommy | Rosekook (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang