Chapter 24

2.5K 312 30
                                    

Rasa kantuk Soobin dan Sea langsung sirna ketika melihat tempat yang mereka pijaki. Sebuah private jet mewah membuat kedua bocah itu tampak terkagum-kagum ketika melihatnya. Begitu pula dengan Hyunjin, pria remaja itu bahkan hampir tersedak ludahnya sendiri ketika Jungkook membawa mereka bertiga masuk ke dalam private jet itu.

 Begitu pula dengan Hyunjin, pria remaja itu bahkan hampir tersedak ludahnya sendiri ketika Jungkook membawa mereka bertiga masuk ke dalam private jet itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jungkook memandang ketiga orang di hadapannya dengan bingung. Mereka bertiga menatap Jungkook seakan dirinya adalah buronan polisi.

"Ayah benarkah ini milik ayah?" Soobin bertanya, ragu jika private jet ini milik Jungkook.

"Daddy, apakah daddy meminjam private jet ini?" Sea giliran bertanya.

"Hyung katakan padaku kau pasti habis merampok bank kan?"

Pertanyaan Hyunjin barusan membuat Soobin dan Sea menganggukkan kepalanya, setuju dengan ucapan Hyunjin.

"Astaga ini milikku, okey. Dan Hyunjin!"

Jungkook menatap galak Hyunjin. Tangannya terulur menarik telinga Hyunjin pelan.

"Aku tidak merampok Hyunjin pabbo-ya."

"Astaga hyung lepaskan." keluh Hyunjin membuat Jungkook langsung melepaskan tarikannya.

"Ini milik Ayah, kalian berdua jangan percaya ucapan Hyunjin itu."

Soobin dan Sea menganggukkan kepalanya mantap. Tidak mungkin ayah mereka seperti itu bukan. Mungkin saja ini hasil tabungan dari ayahnya. Ya, dua bocah itu hanya mengikuti alur ternyata.

Jungkook mendudukkan dirinya dengan nyaman, sementara Soobin dan Sea beserta Hyunjin memilih merebahkan badannya di sofa seberang Jungkook.

Jungkook menggelengkan kepalanya pelan ketika melihat mereka bertiga. Ia merasa memiliki tiga anak, mengingat tingkah Hyunjin yang lumayan bergantung padanya.

"Kalian bisa pindah ke kamar, ada tiga kamar kosong disini." ucap Jungkook, kedua matanya fokus pada tablet yang berada di tangannya.

Merasa tidak ada jawaban, Jungkook menolehkan kepalanya. Pantas saja dia bicara tidak ada yang menyahut, mereka bertiga sudah pergi ke alam mimpi rupanya. Ponsel miliknya bergetar pelan, dengan cepat ia mengangkat panggilan itu.

"Halo?"

"Jungkook kau dimana?"

"Dalam perjalanan menuju mansion."

"Mansion yang mana? Mansion mu itu banyak jika kau lupa!"

"Amerika."

"Ah begitu, baiklah aku ingin menyusulmu kalau begitu."

"Kau serius menelponku untuk bertanya ini Kim Mingyu?!"

"Ya ten--"

Jungkook mematikan panggilan itu sepihak. Seharusnya ia sudah menduga jika pria bernama Mingyu itu selalu membuatnya kesal, tapi tetap saja Jungkook dengan bodohnya meladeni ucapan Mingyu.

Sorry, Daddy and Mommy | Rosekook (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang