23|Relate

243 35 100
                                    

HAPPY READING

***

"JIAQI AKU MAU KITA NIKAH!" Teriak Li Xia membuat orang-orang yang ada di sekitar taman menoleh ke arah mereka berdua.

"Pokoknya kamu harus tanggung jawab! Hiksss..." Li Xia mulai terisak membuat Jiaqi semakin panik.

"Ya ampun ga separah itu kan?"

"GA SEPARAH ITU KATA KAMU?!" Jiaqi tersentak kaget karena bentakan Li Xia yang sangat keras.

"Itu menyangkut masa depan aku tau!"

Jiaqi melihat arloji yang melingkar sempurna di pergelangan tangannya. Mereka sudah terlambat ke sekolah lima menit yang lalu.

"Kita udah telat banget."

"Aku kecewa sama kamu, Jiaqi."

Li Xia memundurkan langkahnya menjauh dari hadapan Jiaqi. Gadis itu semakin jauh Jiaqi mencoba berlari sekuat tenaga untuk menyusul Li Xia. Jiaqi sudah berteriak sekeras-kerasnya memanggil nama Li Xia sampai tenggorokannya terasa sakit. Namun Li Xia tidak berhenti berlari sampai gadis itu menabrak pohon dan terkapar di aspal. Darah dari kepalanya Li Xia sudah membentuk sebuah genangan berwarna merah.

Guk... Guk.... Guk....

Liu Jin menghampiri tubuh Li Xia yang sudah terselimuti darah. Anjing itu menjilat tubuh Li Xia sambil terus menggonggong.

"Awas Liu Jin menjauhlah darisana."

"ARGHHH..." Teriak Jiaqi frustasi melihat banyaknya darah yang mengalir.

Suara Liu Jin yang terus menggonggong membuat kepala Jiaqi semakin pusing.

Guk.... Guk... Guk...











Jiaqi membuka mata menatap langit-langit kamarnya. Ternyata barusan itu hanya mimpi.  Jiaqi seketika mengingat kejadian kemarin kemudian tersenyum seperti orang bodoh.

Apa maksudnya mimpi diajak nikah, ya?

Jiaqi mendudukkan dirinya di atas kasur membayangkan pernikahan sambil mengumpulkan nyawanya. Dia mengusap mata sipitnya sebelum melirik ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul tujuh.

Mampus malah beneran telat ke sekolah!

Jiaqi segera melompat dari kasurnya untuk segera bersiap berangkat ke sekolah karena lima belas menit lagi dia akan terlambat. Semalam dia tidur larut malam karena tidak bisa tidur akibat terlalu senang mengingat ciumannya bersama Li Xia.

~~~

Li Xia duduk termenung di kantin memikirkan kejadian kemarin yang selalu terputar kembali di otaknya. Kejadian itu benar-benar terjadi seperti mimpi dan sulit untuk diterima sebagai kenyataan. Li Xia masih tidak ikhlas kehilangan ciuman pertamanya terlalu cepat.

Bahkan hubungannya dengan Jiaqi masih dalam status yang tidak jelas. Dan sekarang bukan waktu yang tepat untuk menjalin hubungan percintaan untuknya. Apalagi sebelumnya Li Xia bersikeras mengatakan kepada teman-temannya bahwa dia dan Jiaqi bersama adalah suatu hal yang tidak mungkin.

Li Xia juga menjadi merasa malu setiap berhadapan dengan Jiaqi dan memilih lebih banyak diam daripada harus salting.

Liu Chin, Zhenyuan dan Junlin saling tatap satu sama lain. Ada yang aneh hari ini melihat Li Xia yang tidak memakan makanannya. Cewek itu terlihat sedang tidak nafsu makan.

"Kau kenapa? Tumben banget jadi kalem," tanya Junlin pada Li Xia.

"Tidak ada apa-apa aku hanya sedang tidak ingin banyak bicara."

My Chinese BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang