1|First

1.3K 87 74
                                    

HAPPY READING

***

Tahun ajaran baru akan segera dimulai para murid akan segera menemui kelas baru, teman baru, suasana baru dan juga pertemuan yang baru. Para murid sedang mengantri untuk melihat papan pengumuman pembagian kelas masing-masing.

Li Xia menatap papan pengumuman itu, tak butuh waktu yang lama untuk menemukan namanya karena dia berhasil masuk kelas unggulan yaitu kelas satu. Senyum gadis itu terukir sempurna ketika melihat namanya berada di kelas yang sama dengan sahabatnya, Liu Chin. Orang yang dimaksud pun melambaikan tangan ke arahnya dari kejauhan.

"Xiaxia!" Panggilnya.

"Eh kamu sudah lihat pembagian kelasnya?" Seru Liu Chin yang langsung berlari ke arah sahabatnya.

"Sudah," jawab Li Xia menampilkan senyum sumringahnya.

"Kita di kelas yang sama di kelas satu," ucap Liu Chin senang.

"Aku tau Chengxin juga berada di kelas yang sama makanya kamu senang, kan?" Li Xia menggoda Liu Chin sambil menaik turunkan alisnya. Ding Chengxin, pria bermarga Ding itu adalah teman masa kecilnya Liu Chin yang sering mengganggunya.

"Lupakan saja orang menyebalkan itu. Ayok kita ke kelas!" Liu Chin menarik tangan Li Xia untuk segera pergi ke kelas baru mereka bersama.

Bel berbunyi semuanya sudah masuk kedalam kelas diikuti oleh para guru karena kegiatan belajar mengajar sudah dimulai. Penghuni kelas satu menoleh ke arah pintu. Ketika seorang pria berkacamata dengan kemeja putih berjalan masuk ke kelas mereka. Atensi satu kelas teralihkan kepada pria itu yang kini tengah berdiri tegap di depan kelas.

"Halo semuanya nama saya Yang Yang. Saya mengajar Kimia sekaligus yang akan menjadi wali kelas kalian kedepannya. Jika ada masalah atau kesulitan dengan materi yang saya ajar kalian bisa mencari saya. Mohon kerjasama kalian," jelasnya dari depan kelas dengan pembawaannya yang maskulin.

"Baiklah Yang Laoshi." Jawab murid kelas satu itu serempak.

"Sebelum masuk ke materi saya mau mengatur tempat duduk kalian sekalian mengabsen nama kalian terlebih dahulu silahkan semuanya keluar dulu," suruh Yang Laoshi.

Para murid pun keluar mengikuti perintah Yang Laoshi.

"Yah masa tempat duduknya di atur ulang sihh," keluh Li Xia.

"Dengar-dengar dari kakak kelas yang tahun lalu sistem tempat duduknya cewek-cowok. Mudah-mudahan aja aku ga sebangku sama Ding Chengxin anak itu meresahkan banget," jelas Liu Chin was-was. Meskipun keberadaan Ding Chengxin masih belum terlihat batang hidungnya.

Satu per satu Yang Laoshi memanggil nama mereka lalu mengatur tempat duduknya sampai tiba giliran Li Xia.

"Kamu urutan ketiga di sebelah pojok paling kanan," ucap Yang Laoshi.

"Baik Laoshi," ucap Li Xia yang segera berjalan ke arah yang ditunjukkan.

Tak lama kemudian setelah Li Xia duduk, tiba giliran Liu Chin. Bersyukurlah tempat duduk Liu Chin berada di belakang Li Xia mereka pun ber-tos ria, meskipun bukan teman sebangku setidaknya jarak mereka berdua masih berdekatan. Li Xia masih belum mengetahui siapa yang akan menjadi teman sebangkunya selama satu tahun ke depan. Sampai tiba ada laki-laki yang datang menghampirinya kemudian mendudukkan dirinya di sebelah Li Xia.

Li Xia tersenyum menyapa. "Hai aku Li Xia jika kau butuh bantuan jangan sungkan untuk mengatakannya padaku." Li Xia menjulurkan tangannya untuk berkenalan.

Namun laki-laki itu tidak menghiraukan sapaan Li Xia dan mengabaikan uluran tangan Li Xia untuk berkenalan. Merasa tidak direspon tangan Li Xia meraih sendiri tangan orang yang berada di sebelahnya.

My Chinese BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang