Seperti biasa Salwa melakukan kewajibannya sebagai seorang pelajar. Gadis berambut sepunggung itu kini telah duduk di tempatnya. Sengaja ia datang lebih awal, agar tidak didahului oleh sahabatnya, Hellen.
Sambil menanti kedatangan Hellen, Salwa membuka sosial medianya. Ada 1 pesan masuk ke DM-nya. Rezaapr_ nama itu tertera di atas pesan. Akun itu milik Reza. Semalam, Salwa dan Reza sudah saling mengikuti di instagram.
| Salwa, jangan lupa malam ini!
| Fighting!!!
| 🐝Salwa tersenyum setelah membaca dua pesan kalimat dan 1 emoji itu. Kemudian jari-jarinya mengetikkan balasan untuk Reza.
Pasti dong!|
Thanks! You too!|
🦄|Setelah itu Salwa menyimpan hp-nya pada saku rok. Matanya melirik pada pintu, kemudian pada jam dinding di atas papan tulis.
"Hellen, kok, belum datang, ya? Gak biasanya."
15 menit lagi bel masuk akan berbunyi, namun Hellen tak kunjung datang. Itu bukan kebiasaan Hellen. Paling lambat ia datang ke sekolah adalah 20 menit sebelum bel masuk.
"Mungkin lagi di jalan."
Oke, Salwa tidak boleh berpikiran negatif. Selagi menunggu, Salwa kembali membuka hp-nya dan mengecek sosial media.
Mengenai Leon. Salwa sudah mencari di sosmed lewat akun yang diikuti Jeff. Dan hasilnya nama Leon ada di sana. Orangnya persis sekali dengan siswa yang Salwa lihat kemarin. Sudah fiks bahwa dia lah yang mengajak Jeff taruhan. Dan pastinya Salwa benci Leon dan harus menghindarinya.
Waktu berjalan terasa begitu cepat. Salwa melihat jam di hp-nya. 1 menit lagi bel masuk akan berbunyi. Tapi Hellen samasekali berlum menunjukkan batang hidungnya. Sebenarnya dia kenapa? Sudah Salwa chat pun tak kunjung dibalas.
"Hellen, kamu dimana, sih?" gumam Salwa. Ia terus melirik ke arah pintu, berharap Hellen muncul seperti biasanya.
"Dea, liat Hellen, ga di depan?" tanya Salwa pada teman yang ada di depannya. Kebetulan Dea baru saja datang dari luar.
"Nggak, Wa. Dia belum datang, ya?"
"Iya. Nggak biasanya."
"Hu'um. Apa mungkin dia sakit?"
"Ya, bisa aja. Tapi masalahnya dia gak kasih kabar."
"Yaudah, tunggu aja nanti. Kalaupun dia gak ngabarin kamu, mungkin udah kabarin wali kelas atau nanti orang tuanya ke sini," ucap Dea berusaha agar mereka tak terlalu khawatir.
"Iya juga."
KRIIIIING
Apa yang sedari tadi Salwa pikirkan telah tiba. Bel masuk telah berbunyi dan Hellen belum datang.
Helaan nafas keluar dari hidungnya. Setelah itu Salwa berbalik untuk menyimpan hp di tas-nya.
BRAK!
Fokus anak kelas terpusat ke arah pintu yang baru saja di gebrak, memperlihatkan seorang siswi yang penampilannya agak berantakan dengan nafas yang memburu.
"Hellen?" gumam Salwa.
"A..Ku be...lum telat kan?" ujar Hellen tersenggal-senggal. Setelah itu ia berjalan ke tempat duduknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ex
Teen FictionHarusnya Salwa sadar, bahwa sejak awal dirinya tak pantas memiliki hubungan khusus dengan seorang Jeffery Dirga Alanta. Dirinya ibarat kerikil kecil yang sering ditendang, sementara Jeff adalah berlian dambaan orang-orang. Tak seharusnya ia terjebak...