7. Di Ayunan

539 40 5
                                    

Usai olahraga, semua anak kelas X IPA 3 diberi waktu istirahat sebelum masuk ke pelajaran selanjutnya. Kesempatan tersebut Salwa gunakan untuk menemui Jeffery. Ia ingin berterima kasih sekaligus meminta maaf pada cowok itu.

Sampai di depan pintu ruang UKS, Salwa ragu-ragu untuk mengetuk pintu. Kalau ternyata Jeffery tidak ada bagaimana? Hendak mengetuk, namun urung. Begitu saja sampai berkali-kali. Hingga akhirnya pintu dibuka dari dalam, membuat Salwa terkejut.

Siswa bermata sipit dan berparas dingin itu yang membukanya. Salwa terdiam menatap cowok itu, agak takut. Apalagi cowok itu kini menatapnya balik dan tak kunjung beralih.

Salwa tersenyum kikuk setelah itu melangkah pergi.

"Cari Jeff?" tanya cowok itu membuat Salwa menghentikan langkahnya lalu berbalik.

"I-iya."

"Masuk aja," ucap cowok itu lalu melangkah pergi, melewati Salwa tanpa kata lagi.

Seperti apa yang cowok tadi ucapkan, Salwa masuk ke ruang UKS. Salwa membuka tirai yang menutup, dan mendapati Jeffery yang tengah tertidur. Entah itu tidur asli atau pura-pura.

Salwa menggerak-gerakkan tangannya di depan wajah Jeffery. Namun sepertinya Jeffery asli tertidur.

"Balik aja, deh," ucapnya lalu berbalik.

Tiba-tiba ia tersentak saat sebuah tangan mencekal pergelangan tangannya. Itu tangan siapa? Tidak mungkin kan itu tangan hantu?

"ARGHHH HANTU!" jerit Salwa sambil berusaha melepaskan tangannya tanpa menoleh ke belakang.

"Hei-hei! Ini gue." Salwa menoleh setelah itu. Didapatinya Jeffery dengan wajah menahan tawa.

Salwa menormalkan diri dan berdehem.

"Siang-siang gini ada hantu," ledek Jeffery.

"Ish!" Salwa meninju pelan lengan Jeffery.

"Dih tinju-tinju," ucap Jeffery sembari terkekeh melihat tingkah Salwa.

Salwa menghembuskan nafasnya agak kasar. "Makasih, ya," ucapnya.

"Buat?" tanya Jeffery belum mengerti.

"Ini baju kamu," ujar Salwa menunjuk baju olahraga yang ia pakai.

Jeffery mengangguk-ngangguk. "Oh... iya."

"Kamu kenapa minjemin buat aku sih? Kan jadinya kamu gak ikut olahraga," ucap Salwa dengan nada bersalah.

"Elah, tenang aja. Gue emang lagi gak enak badan," kata Jeffery, entah itu benar atau bohong.

"Maaf, ya."

"Maaf kenapa?"

"Ya, pokoknya maaf." ujar Salwa dengan pandangan tak tentu arah.

Tiba-tiba Jeffery tersenyum miring. "Tapi ada satu syarat,"

Salwa menoleh pada Jeffery. "Apa?" tanyanya.

"Jalan sama gue."

****

Seluruh jam pelajaran hari ini telah usai. Setelah guru yang mengajar pamit dan keluar kelas, murid-murid membereskan alat tulis mereka dan bersiap pulang. Kemudian perlahan mulai meninggalkan kelas.

Hellen beranjak setelah memasang tas-nya di pundak. Namun sebelum melangkah untuk pergi, ia menoleh pada Salwa yang masih diam di kursinya. Anak itu sudah memakai tas-nya, namun tak kunjung beranjak.

"Wa," ucap Hellen.

"Iya?" Salwa menoleh pada Hellen.

"Kamu gak mau pulang?"

Ex Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang