Jeff memarkirkan motornya di halaman tempat berkumpul dengan teman-temannya. Setelah membuka helm dan meletakkannya di spion, cowok berkaos hitam itu melangkah masuk. Tempat tersebut tidak terlalu besar namun cukup untuk sekedar berkumpul.
Sebelumnya tempat itu adalah ruko milik nenek Andro, dan sekarang sudah tak terpakai lagi. Daripada tak berfungsi, Andro jadikan saja untuk tempat berkumpul dengan yang lain.
Jeff langsung duduk di sofa yang sudah diduduki Lingga, ia duduk di sampingnya. Lingga sedang bermain game online di hp-nya. Sedangkan di sofa seberang sudah ada Andro dengan makanan di tangannya, anak itu sibuk memanjakan perutnya.
"Leon belum datang?" tanya Jeff.
"Belum. Katanya lagi jemput Sabil dulu," kata Andro.
"Emang Sabil gak bisa sendiri ke sini?"
"Motor dia masuk bengkel."
Jeff mengangguk mengerti. Setelah itu ia membuka hp-nya dan mengecek sosial media.
Beberapa saat kemudian terdengar derum motor ninja dari halaman. Jeff dan Andro menoleh, dan mendapati 2 cowok baru saja turun dari motor. 1 diantaranya memakai topi, dia adalah Sabil. Dan 1 lagi yang berjaket, dia adalah Leon.
Kedua cowok itu melangkah masuk dan duduk di sofa lain yang masih kosong.
"Gak bawa Jennifer?" tanya Leon pada Jeff.
"Udah malem. Dia dilarang bokapnya," jawab Jeff.
"Kenapa gak bawa Salwa?" tanya Leon dengan terkekeh.
"Ngeledek lo?" tajam Jeff. Dibalas kekehan oleh Leon.
Leonardo Ariazㅡteman Jeff dan yang mengajak Jeff taruhan. Sekelas dengan Jennifer. Leon terkenal nakal.
Sabil Nugrahaㅡteman dekat Leon, dan sekarang berteman juga dengan Jeff. Satu kelas dengan Leon dan Jennifer. Sabil memiliki sikap pendiam.
"Dia masih suka ganggu?" tanya Leon. Jeff menoleh pada cowok berjaket putih itu. Jeff tahu arah pembicaraan Leon yaitu pada Salwa.
"Nggak," jawab Jeff.
"Bagus kalau gitu. Gak buat lo risih lagi. Lo bisa leluasa kalo lagi pacaran sama Jenni," ujar Leon sembari menyeruput minuman.
Jeff mengangguk menyetujui.
"Jeff, lo bisa kenal sama Salwa dari mana emangnya? Sejauh lo temenan sama gue gak pernah bilang," ujar Andro.
"Emang penting lo tau?" tanya Jeff.
"Gitu, lo? Oke, sana pergi!" ujar Andro dramatis.
"Baperan!" cibir Jeff. "Gue sama dia sama-sama dihukum kalo gak salah," ujar Jeff memulai cerita.
"Terus-terus?" Andro berubah menjadi serius untuk mendengarkan kelanjutannya.
"Rambut dia waktu itu digerai. Gue inget bawa iket rambut di tas. Karena gue yang liat jadi ikutan gerah, jadi gue kasih aja."
"Iket rambutnya punya lo?"
"Ya gak, lah. Punya adik gue. Itu benda kebawa sama barang-barang yang dibawa buat gue MOS. Waktu belanja gue sama dia soalnya," jelas Jeff. Dianggukki semua.
"Bisa kebetulan gitu, ya. Terus adik lo nyariin?" tanya Andro.
"Gak tau, gak peduli gue," jawab Jeff acuh.
"Kakak yang jahat."
"Bang Leon bisa ngajak taruhan gimana ceritanya?" tanya Andro pada Leon.
Leon menatap Andro setelah itu beralih pada Jeff. Senyum miring tercetak pada bibirnya. Kemudian Leon kembali menatap Andro dan mulai berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ex
Roman pour AdolescentsHarusnya Salwa sadar, bahwa sejak awal dirinya tak pantas memiliki hubungan khusus dengan seorang Jeffery Dirga Alanta. Dirinya ibarat kerikil kecil yang sering ditendang, sementara Jeff adalah berlian dambaan orang-orang. Tak seharusnya ia terjebak...