"Makasih."
Salwa mengucapkan terima kasihnya pada Jeffery setelah turun dari motor cowok tersebut. Tatapan cowok itu datar, membuat Salwa merasa tidak enak. Apakah Jeffery masih marah padanya?
"Gue pulang, ya," pamit Jeffery, dianggukki Salwa.
Setelah itu Jeffery melajukan motornya meninggalkan tempat tersebut. Salwa menatap kepergiannya hingga Jeffery hilang di pertigaan jalan.
Salwa masuk ke rumahnya, disambut oleh sang Adik bernama Nisya atau kerap disapa Ica. Anak kecil itu tengah memainkan mainannya di ruang tamu.
"Siapa tadi?" tanya seseorang dari arah samping. Salwa menoleh, mendapati MamanyaㅡErikaㅡtengah berjalan ke arahnya.
"Temen, Ma," jawab Salwa.
"Ganteng, ya," sahut seseorang dari arah belakang Salwa. Salwa menoleh, mendapati neneknya yang baru saja masuk ke dalam rumah.
Salwa hanya tersenyum kikuk menanggapi ucapan Neneknya.
"Kalian abis kemana dulu? Kok baru pulang?" tanya Erika.
"Tadi Salwa mau naik angkot, tapi gak ada. Katanya sih lagi disewa semua. Terus dia nawarin bantuan. Di tengah jalan hujan, jadi neduh bentar," jelas Salwa, hanya dianggukki oleh Erika.
"Kok dia mau, ya, sama kamu?" tanya Neneknya tiba-tiba yang membuat Salwa tidak mengerti akan maksudnya.
"M-maksud, Nenek?" tanya Salwa bingung.
"Nggak. Cepet ganti baju, sana!" ujar Neneknya.
Salwa mengangguk lalu setelahnya pergi ke kamarnya. Ia menyimpan tas di kastok, melepas sepatunya dan meletakkan di tempatnya, setelah itu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Di kamar mandi Salwa, ada cermin yang berukuran sedang. Sebelum mandi, biasnya Salwa selalu mengaca-ngaca dahulu. Dan termasuk kali ini. Entah kenapa ucapan Neneknya tadi terus terngiang di pikirannya.
"Maksud Nenek apa, ya?"
****
Kesialan menimpa Salwa hari ini. Ia terlambat masuk, sehingga membuatnya harus berakhir di lapangan sambil berdiri menghormati bendera di atas tiang. Baru 1 minggu ia sekolah di SMA Bhayangkari, sudah membuat kesalahan. Bukankah itu hal yang memalukan? Uh, Salwa jadi benci dirinya.
Salwa terlambat 7 menit setelah gerbang sekolah ditutup dan Kegiatan Belajar Mengajar dimulai. Keterlambatannya disebabkan karena angkot yang ia tumpangi ban-nya tiba-tiba kempis. Jadilah ia memilih untuk berlari.
Sudah benar, Salwa tidak ditakdirkan untuk naik angkutan umum.
15 menit lagi waktu hukuman berakhir. Salwa diberi hukuman hormat pada bendera sampai jam pelajaran ke-2. Bukankah itu waktu yang lama?
"Nih," Salwa menoleh ke kanan saat merasa pipinya terkena sesuatu yang dingin.
"J-jeff ... ngapain?" tanya Salwa heran.
"Minum, buat lo," kata Jeffery sambil mengarahkan sebotol air minum yang dingin.
"A-ah?" Salwa menganga tak percaya.
"Tas lo mana?" tanya Jeffery.
"I-itu," tunjuk Salwa pada tas-nya menggunakan dagunya.
"Gue simpen di tas lo, ya. Jangan lupa diminum." ucap Jeffery. "Mangkanya, jangan sampe telat."
Setelah mengatakan itu Jeffery berjalan ke arah tas Salwa lalu menyimpan air minum yang ia beli. Sebelum Jeffery pergi ke kelas, cowok itu melemparkan senyum ke arah Salwa. Salwa? Sudah pasti cewek itu membeku di tempat. Pandangannya terkunci pada sosok cowok tinggi itu sampai dia hilang di balik tembok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ex
Teen FictionHarusnya Salwa sadar, bahwa sejak awal dirinya tak pantas memiliki hubungan khusus dengan seorang Jeffery Dirga Alanta. Dirinya ibarat kerikil kecil yang sering ditendang, sementara Jeff adalah berlian dambaan orang-orang. Tak seharusnya ia terjebak...