Reza tengah berjalan di koridor menuju pintu keluar. Namun tiba-tiba sebuah bola basket datang dari arah depan. Untungnya reflek Reza bekerja cepat, sehingga ia berhasil menangkap bola itu.
Seorang cowok datang ke arahnya. Dia yang menabrak Salwa siang tadi. Dan kini cowok dengan baju kemeja sekolah yang keluar itu berada di hadapannya.
"Tanding basket sama gue," ucap cowok itu.
Jeffery. Reza membaca Badge name pada baju cowok itu. Oh, jadi itu namanya.
"Kenapa gue harus tanding sama lo?"
"Gue pengen tau skill anak baru aja. Kenapa? Lo takut?" ucap Jeff meremehkan.
Reza menghambuskan nafasnya cukup kasar. "Apa gini sikap lo sama anak-anak baru?" tanya Reza membalikkan.
"Nggak juga."
Reza melempar bola basket pada Jeff. "Gue gak ada waktu." Setelah itu Reza berlalu dari hadapan Jeff.
Namun baru mencapai langkah ke 5, suara Jeff membuat langkahnya sempurna terhenti. Ada gejolak marah yang muncul saat cowok itu bersuara.
"Gue cuma ngajak lo tanding. Cemen, lo!"
Reza melonggarkan dasinya karena tiba-tiba panas dari hatinya merambat keluar. "Oke." Setelah itu Reza melangkah menuju lapangan. Jeff menoleh ke samping, mendapati Reza tengah berjalan menuju lapangan.
****
12 - 17
Skor Jeff dan Reza. Reza ternyata jago bermain basket, tidak seperti dugaan Jeff.
Dan sepertinya Jeff tidak ingin dikalahkan. Bola sudah ada di tangannya. Jeff berlari menuju ring lawan. Namun Reza yang berusaha menghalangi agar Jeff tidak mencetak skor, ditabrak begitu saja. Reza tidak sempat menghindar, karena ia kira Jeff tak akan melakukan hal itu.
Kini Jeff berhasil memasukkan bola ke dalam ring Reza. Sementara itu Reza teruduk di lapangan karena terjatuh tadi. Reza tertawa mendecih setelah itu ia bersuara.
"Lo punya dendem sama gue?"
Jeff memandang Reza yang memunggunginya. Napas dua cowok itu sama-sama memburu karena capek.
"Lo main kasar. Padahal lo sendiri yang bilang kalau lo cuma mau tau skill gue." Reza bangkit setelah kalimat itu lolos dari mulutnya. Kemudian ia berbalik menatap Jeff. "Jadi di sini yang cemen lo apa gue?"
Reza terus menatap Jeff yang hanya diam. Namun Reza yakin cowok itu tengah menahan marahnya. Tapi Reza tidak peduli. Toh, emang Jeff yang memulai.
"Udah, kan? Gue cabut." Reza berbalik setelahnya. Ia baru saja akan melangkah, saat tiba-tiba bahunya dipaksa berbalik dan detik selanjutnya ia merasa pipinya dihantam hingga tubuhnya tersungkur.
Perih menjalar di pipi dan ujung bibirnya. Reza mengusap ujung bibirnya. Dan setelah dilihat, cairan merah itu menempel di jempolnya. Kemudian Reza tersenyum miring menanggapi keadaan.
"BANGUN LO!" seru Jeff menggebu.
Reza berdiri seraya memegang ujung bibirnya. "Maksud lo apa?"
"Gausah bacot!" Jeff kembali menyerang Reza. Kali ini pukulannya ia arahkan ke perut Reza.
Reza tak tinggal diam. Ia membalas pukulan Jeff. Dan kini terjadilah baku hantam antara keduanya. Saling memukul dan melampiaskan amarah.
"HEH! UDAH, UDAH! STOP!!!!"
Pertengkaran mereka terhenti saat seseorang datang dengan teriakannya. Keduanya menoleh bersama, melihat Salwa dengan raut cemasnya.
Salwa memandang wajah Reza dan Jeff bergantian. Tidak ada yang baik-baik saja. Banyak lebam yang kini menghiasi wajah 2 cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ex
Teen FictionHarusnya Salwa sadar, bahwa sejak awal dirinya tak pantas memiliki hubungan khusus dengan seorang Jeffery Dirga Alanta. Dirinya ibarat kerikil kecil yang sering ditendang, sementara Jeff adalah berlian dambaan orang-orang. Tak seharusnya ia terjebak...