15. Their Secrets

94 33 153
                                    

Author POV

***

"Avasha, lo gapapa?"

Tiba-tiba pipi Ava yang sebelumnya terasa dingin kini menghangat saat tangan seseorang menyentuhnya.

Gadis itu menoleh, tidak itu bukan Abi. Cowok dengan gitar di punggungnya itu justru saat ini sedang melontarkan raut wajah kesal kepada cowok jangkung yang entah sejak kapan berada di sebelah Ava itu.

"Brian?" ucap Ava yang cukup terkejut dengan keberadaan Brian yang tiba-tiba. Cowok itu datang dengan raut wajah khawatir dan langsung menyentuh pipinya yang tadi ditampar oleh Mia.

Melihat Brian satu langkah mendahuluinya tentu Abi tidak tinggal diam. Dia mempercepat langkahnya, menghampiri Ava dan Brian lalu menepis tangan kakak kelasnya itu dari wajah Ava. "Emang tangan lo bersih? Berani-beraninya megang pipi Ava!" cetus Abi sinis.

Terkejut dengan perlakuan Abi yang tiba-tiba, Brian melontarkan raut wajah heran sekaligus tatapan permusuhan kepada cowok berambut hitam itu.

Kenapa ada si kunyuk itu lagi, sih! batin Brian geram seraya berdecak kesal.

"Lo gapapa, Va?" Kini Abi malah mengikuti apa yang telah dilakukan Brian barusan.

Tak terima dengan apa yang dilakukan Abi yang 'menelan ludah sendiri', Brian juga tidak tinggal diam. Kini berbalik, Brian yang menepis tangan Abi dari wajah Ava. "Emang tangan lo sendiri bersih?!" cetus Brian tak kalah sinis.

Di hadapan Ava saat ini memang ada dua orang cowok. Tapi fokusnya kini hanya terpaku pada Abi.

Sebut saja Ava egois, karena di satu sisi dia belum bisa memberikan hatinya untuk Abi seutuhnya dan di sisi yang lain dia juga tidak rela jika Abi menyukai gadis lain selain dirinya.

"Va? Lo sakit?" tanya Abi seraya meletakkan telapak tangannya di dahi Ava saat dirinya menyadari bahwa gadis itu tidak bertingkah seperti biasanya.

Ava mengerjapkan matanya beberapa kali, lalu dia menatap Abi dan Brian secara bergantian. Kedua cowok itu memandangnya dengan tatapan bingung sekaligus khawatir.

"Lo sakit?" tanya Brian mengulang pertanyaan Abi tadi yang belum terjawab.

Gadis itu menggeleng, dia menepuk pundak Brian. "Gue duluan ya, Bri," ucap Ava yang dibalas anggukan dan senyuman lembut oleh Brian.

Namun sontak mata Brian membulat saat Ava tiba-tiba menarik tangan Abi. "Bi, ayo balik," ucap Ava seraya berjalan meninggalkan Brian dengan tangannya yang masih menggenggam pergelangan tangan Abi.

Abi yang tiba-tiba mendapat perlakuan itu dari Ava jelas tidak bisa menyembunyikan raut wajah terkejutnya. Namun sepersekian detik setelahnya, raut wajah itu berubah menjadi senyuman lebar yang terpancar jelas di bibirnya.

Apakah dia sedang bermimpi?

Apakah cewek yang sedang menarik tangannya ini benar-benar cewek yang seringkali 'menyiksa' dan menolaknya kemarin?

Jika ini benar-benar hanyalah mimpi, maka Abi bersumpah akan menghabisi siapapun yang berani membangunkannya.

Tentu saja kesempatan ini tidak akan disia-siakan oleh Abi, dia menyempatkan waktunya untuk menoleh ke arah Brian dan menjulurkan lidahnya berniat meledek Brian yang menatapnya dengan iri. Menunjukkan aura kemenangan yang sudah didapatkannya.

Mengetahui dirinya sudah kalah satu langkah di belakang Abi, Brian menatap Abi tajam dengan tatapan permusuhan. Tidak, dia tidak akan menyerah begitu saja. Dia akan terus berjuang untuk mendapatkan hati Ava.

Prank CallsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang